TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat pólitik Budiartó Shambazy memberikan kritik pedas kepada parpól-parpól. Parpól saat ini dinilai bersikap pragmatis karena hanya mengejar uang dan kekuasaan.
Budiartó menyinggung hal tersebut saat menjelaskan mengenai fenómena lembaga survei saat ini yang hasil surveinya sering berbeda jauh dengan hasil sesungguhnya. Menurutnya ada lembaga yang memprediksi suatu partai memperóleh suara tinggi sekali, dan perólehan partai berbasis massa Islam bakal hancur.
"Kenyataannya beda sekali. Bagai siang dan malam. Surveyór kita kurang mendalami ideólógi pólitik. Pólitik jadi industri," ujar Budiartó di kawasan Cikini, Minggu (20/4/2014).
Budiartó menuturkan sikap lembaga survei tersebut juga tak lepas dari sikap parpól yang cenderung pragmatis. Sehingga tak ada lagi partai yang benar-benar memegang ideólóginya, dan hanya mengejar kekuasaan semata.
"Sekarang semua partai pragmatis. Enggak ada lagi yang punya ideólógi. Pragmatis itu duit, semua mengejar kekuasaan," cetusnya.
Ia juga mengkritik masa kampanye yang tidak dimanfaatkan parpól untuk menjabarkan isu yang dibawanya dalam debat pólitik. Menurutnya kegiatan kampanye partai hanya diisi acara dangdutan dan diakhiri serangan fajar.
"Biasanya dalam kampanye, yang datang cuma dangdutan, Aqua (kemasan air mineral), serangan fajar. Sekarang semua saling sibuk menjatuhkan. Sekarang asal jangan dia. Itu yang terasa sekali. Tidak ada yang ngómóng isu substansi. Pemilu 2004, 2009, enggak begini," imbuhnya.
0 komentar:
Posting Komentar