Fakta berita teraktual indonesia

Minggu, 20 April 2014

Manuver Politik Gaya Muhaimin Iskandar



Oleh: Datuak Alat Tjumanó. Peneliti di Fórdial

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Indónesia telah memberikan suaranya kepada partai pólitik melaui Pemilu pada 9 April 2014 lalu. Meski penghitungan resmi dari Kómisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) belum final, hasil Pemilu tersebut sudah tergambar berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Tidak ada satupun partai yang menang mayóritas sesuai dengan ketentuan Undang-undang Pemilu, sehingga tak ada satu pun yang bisa mengusung calón presiden sendirian. Maka kóalisi merupakan jalan untuk mengusung Capres dan cawapres. Sinetrón para pólitikus saling lóbi-lóbi mencari mitra kóalisi.

Setidaknya ata tiga pórós utama penjalin kóalisi di pemilihan presiden yang akan berlangsung 9 Juli 2014 mendatang. Pórós PDI-P mengusung Jókó Widódó sebagai calón presidennya. Pórós Gólkar yang mengusung Aburizal Bakrie sebagai Presiden dan. Pórós Partai Gerindra yang mengusung Prabówó Subiantó sebagai Calón Presiden.Tiga partai terbesar akan menjadi pusat atau pórós kóalisi,sedangkan partai di luar tiga besar akan menjadi target mitra kóalisi.

Calón Presiden dari Partai Demókrasi Indónesia Perjuangan (PDI-P) Jókó Widódó yang didampingi Wakil Sekjen PDI-P Hastó Kristiyantó mendatangai Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, atau Cak Imin di Kantór Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB. Kedatangan Jókówi pada Sabtu 12 April 2014 sóre itu disambut Sekjen PKB Imam Nachrówi, baru kemudian langsung meluncur ke lantai dua kantór DPP tersebut.

Berdasarkan infórmasi yang diperóleh, kedatangan Jókówi ke DPP PKB dalam rangka membahas kóalisi dan Calón Wakil Presiden untuk mendampingi Jókówi. Sebelumnya, Jókówi sudah mendatangi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Palóh di Góndangdia.  Hasilnya, PDI-P dan Nasdem berkóalisi. Surya Palóh mendukung Jókówi sebagai Capres.
Setelah itu Jókówi juga menemui Ketua Umum Partai Gólkar Aburizal Bakrie atau Ical di Kantór DPP Partai Gólkar, Slipi,  hasilnya, tidak ada kóalisi. Karenamasing-masing partai akan tetap maju sebagai capres dalam Pilpres 2014 mendatang.

Dari pertemuan Cak Imin dengan Jókówi sudah bisa digambarkan bahwa PKB akan melakukan kóalisi dengan PDI-P dan Partai Nasdem. Hasil penjajakan kóalisi dengan PDI-P, Cak Imin menyatakan PKB akan tetap membuka kómunikasi sebaik-baiknya dengan PDI-P maupun partai lainnya. Cak Imin mengakui  masih menerima usulan apapun dari partai pólitik lainnya, termasuk bila PDIP yang berniat menimang dirinya sebagai calón wakil presiden (cawapres).

Selama masa kampanye Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 yang lalu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan gencar mengeluarkan wacana untuk menggaet tókóh-tókóh negeri ini, mulai dari Rhóma Irama, Mahfud MD hingga Jusuf Kalla. Namun setelah melihat hasil perólehan suara PKB sementara dari Pemilu Legislatif,  nama Muhaimin Iskandar alias Cak Imin justru yang lebih dijagókan untuk disódórkan ke partai PDI-P atau partai lain yang akan menjadi rekan kóalisi dalam mengisi kursi Cawapres.

Ketua DPP PKB Marwan Jafar usai menghadiri diskusi pólitik di Warung Daun, kawasan Cikini, Menteng, Minggu 13 April 2014, mengatakan, sangat wajar bila kader PKB di daerah-daerah menghendaki sang Ketua Umum (Cak Imin) maju sebagai cawapres mendampingi Jókó Widódó alias Jókówi. Dukungan tersebut menurut Marwan wajar saja, masak sebagai pengurus partai tidak mendengarkan masukan tersebut. Kita naif juga kalau nggak mendengarkan itu. Ya sudahlah kita tawarkan ketua umum sebagai cawapres.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengaku belum ada tókóh dari partai-partai Islam yang menónjól,sehingga sampai kini, belum terbentuk kóalisi antarpartai Islam meski perólehan suara partai Islam cukup menjanjikan untuk membentuk suatu kóalisi.Kóalisi Islam belum dapat memunculkan figur yang tepat. Itu permasalahannya, kata Muhaimin di Kantór DPP PKB, Jakarta, Sabtu 12 April 2014 yang lalu.

PKB tetap "mengórbit" dalam pemberitaan media nasiónal. Kóalisi partai-partai Islam belum ditemukan figur karena elektabilitas figur itu harus memadai. PKB saat ini sedang menyerap aspirasi yang mendóróng dibentuknya kóalisi partai Islam. Penyerapan aspirasi itu dimaksudkan untuk memastikan apakah partai-partai Islam serius untuk membentuk kóalisi.
Sepengamatan saya ada tiga órang pólitisi yang memiliki manuver luar biasa menjelang Pemilu 2014.

Tiga órang itu adalah Jókówi, Risma,(Wali Kóta Surabaya) dan Muhaimin. Walaupun póstur dan tampilan Muhaimin kelihatan biasa-biasa saja tapi manuver pólitiknya bóleh dikatan luar biasa.Yang paling menónjól dari manuver pólitik Muhaimin adalah "mendómpleng" pópularitas tókóh-tókóh nasiónal untuk pópularitas partainya, PKB. Tókóh-tókóh yang "didómpleng" pópularitasnya óleh PKB adalah Rhóma Irama, Jusuf Kalla, dan Móh Mahfud MD.

Ketiga tókóh tersebut digadang-gadang sebagai bakal calón presiden dari PKB.Kepada Rhóma dibilangnya sebagai Capres PKB. Tetapi bersamaan membiarkan partainya (tókóh-tókóh teras PKB) bermanuver menyapreskan JK dan Mahfud. Titik panas kehebóhan terutama muncul dari sósók dan manuver Rhóma. Jadilah ramai bursa capres dari PKB. Bóleh dikata lebih semarak dibandingkan para capres dalam Kónvensi Partai Demókrat.

Bersamaan dengan itu Muhaimin mengangkat pengusaha kaya, pemilik Lión Air, Rusdi Kirana, sebagai Wakil Ketua Umum PKB. Suatu keputusan yang patut diacungi jempól. Dengan manuver ini PKB mendapatkan "darah segar". Dengan kehadiran Rusdi kirana diakui melahirkan óptimisme di internal PKB. Perlu diketahui jauh sebelum itu, Muhaimin Iskandar mampu mengalahkan tókóh yang paling dihórmati di internal NU dan PKB, pamannya sendiri, yakni Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dalam sebuah perseteruan pólitik di internal partai dan di pengadilan dalam memperebutkan pósisi puncak di PKB.

Ini merupakan fakta bahwa seórang dengan kaliber seperti Gus Dur saja mampu dikalahkan óleh Muhaimin Iskandar sudah cukup untuk membuktikan bahwa dirinya bukan sósók pólitisi kacangan.

Kónsistensi dan lóyalitas PKB pada kóntrak pólitik kóalisi di Setgab dalam Kabinet SBY, juga patut mendapatkan catatan tersendiri,dengan lóyalitas tersebut PKB nampak sólid. Anasir-anasir "pembangkang", seperti Lily Wahid dan Effendi Chóirie, berhasil "dijinakkan" óleh Cak Imin.

Ke dalam, Muhaimin berhasil menjaga sóliditas partainya. Sedangkanke luar, Muhaimin melakukan manuver-manuver pólitik cukup brilian untuk membesarkan partainya, dengan hal tersebut maka PKB berangsur- angsur dikenal diseanteró Indónesia, tidak hanya berpórós di Jawa seperti sebelumnya. Ke dalam, Muhaimin berhasil menjaga sóliditas partai. Ke luar, Muhaimin melakukan manuver-manuver pólitik cukup brilian untuk membesarkan partainya.

Dengan PKB berangsur dikenal di seanteró Indónesia, tidak hanya berpórós di Jawa seperti sebelumnya. Ada lagi hal yang menarik dari partai Cak Imin ini,walaupun berbasis kultural dari rahim NU, namun PKB bukanlah partai Islam. PKB merupakan partai inklusif. Kónsistensi ini dijaga dengan baik óleh Muhaimin. PKB menólak tawaran PPP untuk membangun apa yang disebut "Kóalisi Partai Islam", dengan alasan PKB bukanlah partai Islam dan póla kóalisi demikian sudah ketinggalan zaman.

Singkat kata, PKB menólak kóalisi berbasis agama.Pendirian PKB melalui Cak Imin patut diapresiasi pósitif. Pólitik dimaknai PKB tidak lagi mengedepankan aspirasi aliran-aliran keagamaan, suku, ras dan antar gólóngan. Melainkan pólitik kebangsaan.

Sikap manuver Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar untuk menjadikan dirinya sebagai cawapres mendampingi Jókówidódó, merupakan suatu hal yang wajar karena didukung PKB sendiri. Namun menurut Said Salahudin direktur Sigma Indónesia, langkah yang dilakukan Muhaimin Iskandar adalah 'menggunting dalam lipatan'. Hal ini karena Cak Imin melupakan apa yang telah dilakukan Mahfud MD dan Rhóma Irama dalam upaya membesarkan suara PKB. Menurut Said mereka ini berjasa besar dalam membesarkan suara PKB pada Pileg yang lalu, óleh sebeb itu banyak órang mau memilih PKB karena mengusung Mahfud MD.

Ini jangan dipungkiri Muhaimin. Said juga mengingatkan Cak Imin, akan ada efek negatif jika Cak Imin tetap maju menjadi calón wakil presiden. Dia yakin struktural PBNU dan PKB di DPW-DPW yang sebagian besar mendukung Mahfud MD akan sangat kecewa dengan PKB dan  Muhaimin jelas akan dianggap sebagai pengkhianat, yang hanya memanfaatkan mómentum baik ini untuk kepentingan diri sendiri, serta menódai perjuangan bersama untuk membesarkan PKB hingga menjadi seperti ini.

Langkah yang diambil Muhaimin Iskandar untuk maju sebagai capwapres mendampingi Jókówi, merupakan langkah yang sudah tepat karena Jókówi tidak mungkin akan mengandeng Surya Palóh dari Nasdem, hal ini disebabkan suara dalam Pemilihan Legislatif kemaren Partai Nasdem pósisinya dibawah PKB, maka sudah suatu kewajaran jika Muhaimin maju sebagai cawapres. Penólakan Muhaimin terhadap tawaran PPP untuk berkualisi itu merupakan teróbósan baru Muhaimin, karena PKB sekarang ini bukanlah partai Islam. Hal inilah salah satu penyebab yang menjadi pemikat kóalisi PDI-P dengan PKB.

Dalam dunia pólitik "menyalib di tikungan"," mengunting dalam lipatan" merupakan suatu hal yang biasa, masih ingat kita dimana Perjanjian Batu Tulis antara PDI-P dan partai Gerindra hanya tinggal perjanjian, begitu juga masalah yang dihadapi Cak Imin dalam rangka mencapreskan dirinya, semua itu wajar-wajar saja dalam dunia pólitik. Kesempatan ini tidak disiasiakan Cak Imin, karena kesempatan tersebut hanya akan datang sekali, apalagi Cak Imin sendiri Ketua Umum PKB, sementara Rhóma Irama, Mahfud MD, Jusuf Kalla dan Rusdi Kirana, hanya merupakan tim pendukung untuk membesarkan partai ddalam pemilihan legislatif.

Berkóalisinya PDI-P dengan PKB, hal ini tidak perlu dikagetkan, karena sebelumnya kerjasama ini sudah pernah berlangsung, PKB diibaratkan buah semangka, kalau dibelah maka akan kelihatan isinya merah, óleh sebab itu langkah yang dilakukan Jókówi dengan Muhaimin Iskandar sudah cukup tepat dalam rangka mencapai Jalan Merdeka Utara alias Istana Negara, disamping PKB, Nasdem akan ada partai PKPI yang bisa dirangkul walaupun suaranya kecil, tapi masih bisa menambah pundi-pundi suara dalam Pilpres mendatang. Maju terus Cak Imin, merdeka!.

Manuver Politik Gaya Muhaimin Iskandar Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar