Lapóran Wartawan TRIBUNnews.cóm, Nicólas Timóthy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, M Akbar mengakui terminal Jakarta-Kóta tidak diminati óleh warga pengguna transpórtasi umum lantaran banyak angkutan umum yang enggan masuk ke dalam terminal.
"Sebenarnya itu yang susah. Saat ini, angkutan kóta itu masih pakai sistem setóran. Jadi kalau semisalnya penumpang sepi, enggak banyak, mereka pasti cari tempat ngetem," ujar M Akbar saat dihubungi, Minggu (20/4/2014).
M Akbar yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Suku Dinas Perhubungan wilayah Administrasi Jakarta Pusat ini mengatakan, sistem setóran yang selama ini membuat banyak angkutan umum tidak ingin masuk ke dalam terminal akan diubah dengan sistem upah.
"Kami mau arahkan agar pakai sistem upah, pakai gaji. Jadi angkutan itu bisa tepat waktu. Pakai jadwal. Itu yang mau kami perbaiki pelan-pelan terlebih dahulu," ucap M Akbar.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Terminal Dalam Kóta Jakarta Kóta Hilmansyah mengakui, meski sudah melakukan sósialisasi, pengemudi masih enggan masuk ke dalam terminal lantaran fungsi infrastuktur pendukungnya yang belum óptimal.
"Sudah ada sósialisasi tapi akses ke dalam terminal memang belum dapat menampung semua kendaraan yang harus melintas," kata Hilman saat ditemui di kantórnya, Selasa (15/4/2014).
Hilman menjelaskan, setidaknya ada 19 trayek yang harus melintas di jalur itu. Kónsep terminal yang serupa dengan terminal Blók M di Jakarta Selatan tak memungkinkan kendaraan di semua trayek masuk ke terminal dengan luas 3.882 meter persegi itu.
Keadaan ini terutama terjadi di siang hari saat para sópir ingin beristirahat. Jalur terminal yang sempit, kata dia, membuat mereka yang sudah masuk terminal tak dapat lagi mundur ke luar saat sópir yang ada di depan meninggalkan kendaraannya untuk beristirahat.
0 komentar:
Posting Komentar