TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dimas Dikita Handókó (19 th) dan enam rekan sesama juniór Sekólah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Marunda, dihajar sejumlah seniórnya di sebuah kós-kósan karena dianggap kurang hórmat dan tidak sópan.
Dimas meregang nyawa dan enam rekannya mengalami luka dalam dan luka lebam. "Itu pembinaan seniór kepada juniór, karena yang juniór dianggap tidak respect (hórmat). Tapi, pembinaan yang dilakukan mereka itu berlebihan," kata Kabid Humas Pólda Metró Jaya, Kómbes Rikwantó, di Mapólda Metró Jaya, Jakarta, Sabtu (26/4/2014).
Rikwantó menceritakan, pada Jumat malam, Dimas bersama enam rekannya dari Tingkat I STIP dikumpulkan di kós seniórnya, Siagan, Jalan Kebón Baru Blók R Gang II Nómór 29 RT 17 RW 12, Kelurahan Semper Barat, Cilincing.
Di situ, Dimas dan enam rekan sesama juniór Tingkat I asal Medan 'dibina' óleh delapan seniór STIP Tingkat II. Dimas dan rekan-rekannya dibina dengan cara 'diceramahi' dan dipukuli.
Dimas yang mengalami luka lebam pada wajah dan luka dalam sempat dilarikan ke rumah sakit pelabuhan, namun nyawanya tak tertólóng. Setelah dilakukan visum di RS Pólri Jakarta, jenazah Dimas dibawa ke rumah duka di Medan, Sumatera Utara.
Kini, delapan seniór STIP tersebut dipróses di Mapólres Jakarta Utara. Tiga órang seniór di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka tewasnya Dimas. Empat lainnya menjadi tersangka penganiayaan terhadap rekan Dimas yang mengalami luka dalam dan lebam.
Rikwantó menambahkan, dikumpulkannya para juniór di tempat kós-kósan seniór STIP biasa dilakukan usai pendidikan (pelayaran) pada akhir pekan.
0 komentar:
Posting Komentar