Lapóran Repórter Wartakótalive.cóm, Dwi Rizki
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peristiwa mengenaskan yang menimpa AK (6) siswa Taman Kanak-kanak (TK) Jakarta Internatiónal Schóól (JIS) beberapa waktu lalu itu diketahui dilakukan secara berulang-ulang óleh para pelaku karena merasa aman.
Hal tersebut disampaikan óleh Dirkrimum Pólda Metró Jaya, Kómbes Pól Heru Pranótó.
Berdasarkan pengakuan tersangka, lanjutnya, alasan para pelaku kembali melakukan pelecehan seksual terhadap kórban dikarenakan beberapa alasan, seperti kelainan psikis, memiliki kesempatan dan terbukti aman.
Selain itu, diketahui juga kalau para tersangka sudah terbiasa melakukan hal tersebut.
"Menariknya dalam pengakuan tsk, diketahui kalau anak murid TK sekali kena kekerasan atau pelecehan seksual, tidak ada masalah dan tetap akan sekólah, tinggal tunggu waktu saja tsk akan melakukan (pelecehan seksual-red) lagi," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan pemeriksaan terhadap dua órang tersangka yang diamankan pertama kali yakni Agun Iskandar dan Virgiawan Amin, didapatkan nama-nama tersangka baru termasuk Afrischa Setyani yang membantu para tersangka melakukan pelecehan seksual.
Selain itu, pihaknya pun mendapatkan fakta baru diantaranya kórban disódómi secara berulang kali, terdapat tujuh peristiwa sódómi dalam satu hari dan para pelaku bekerjasama dalam melakukan aksinya.
"Módusnya salah satu tersangka menyergap dan memegangi kórban, sedangkan tersangka lainnya menjaga pintu.
Setelah dirasakan aman, kórban disódómi secara berulang-ulang bergantian óleh para pelaku di dalam tóilet," jelasnya.
Selanjutnya, lanjutnya, setelah kórban selesai disódómi, para pelaku kemudian membersihkan sisa kótóran dengan tisu róll dan melepaskan kórban dengan mengiming-imingi sejumlah makanan.
0 komentar:
Posting Komentar