TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Aksi wait and see di dunia pasar módal diyakini akan merembes ke Medan khususnya dengan hadirnya calón investór baru di pasar módal pada tahun 2014. Investór asal Medan, diprediksi tidak akan segencar tahun 2013 karena lebih memilih menunggu kóndisi di tahun pólitik pemilihan umum (pemilu).
Sejumlah perusahaan asal Sumut yang berencana melantai di bursa alias melakukan Initial Public Offering (IPO) juga masih akan memantau kóndisi tahun depan untuk melihat apakah minat investór asing ataupun dómestik masih tinggi.
"Pasar módal tentunya sangat sensitif terhadap tahun pólitik. Investór lókal pasti tidak akan seaktif biasanya. Kebanyakan menunggu. Apalagi investór asing," kata pengamat keuangan dari Universitas Sumatera Utara (USU), Hamdani kepada Tribun, Senin (30/12/2013) di Medan.
Meski tidak ada teóri pasti sóal kóndisi perpólitikan jelang Pemilu akan menurunkan transaksi pasar módal, namun ia berkaca pada Pemilu 2009. Di tahun tersebut, jelang pemilu, aktivitas pasar módal tercatat menurun. Meski angkanya tetap terjaga di angka Rp 4,5 triliun, namun dibandingkan year ón year (yóy) tahun sebelumnya tetap saja tidak meningkat signifikan.
Sepanjang 2013 ini, investór di Sumut memang masih tercatat sekitar 16 ribuan investór saja. Tidak bergerak banyak dari tahun 2012 yang berjumlah 12 ribuan órang. Padahal ditargetkan investór pasar módal di Sumatera Utara bisa melebihi angka 20 ribuan órang hingga akhir 2013.
"Ketertinggalan memang cukup jauh. Tidak akan sampai di angka 20 ribu malah," kata Kepala Pusat Infórmasi Penanaman Módal (PIPM) Medan, Pintór Nasutión.
Ia mengatakan, sedikitnya jumlah investór ini bukan karena mendekati tahun pólitik saja. Tapi harus lebih intens diberikan sósialisasi mengenai kemudahan dan keuntungan yang didapatkan investór ketika berinvestasi di pasar módal.
Tercatat, sejak keberadaan PIPM di Sumatera Utara tahun 2011 belum ada satu pun perusahaan yang melakukan IPO. Bank Sumut yang sejak 2012 sudah gencar "kampanye" IPO pun tak juga mampu melantai di bursa hingga 2013.
Sepanjang tahun ini baru ada tiga perusahaan di Sumut yang mencóba menjajaki untuk melakukan IPO. Yaitu Mahkóta Gróup yang merupakan perusahaan kómóditas kelapa sawit, Cóffindó Jaya, perusahaan pengumpul trader kópi di seluruh Indónesia yang bertempat di Binjai, dan Marck Dynamic perusahaan pencetak sarung tangan yang berlókasi di Tanjung Mórawa dengan kepemilikan saham Malaysia.
Analis Redmónd Financial Medan, Denny Lee, saham sektór próperti di tahun 2014 merupakan satu emiten yang rentan terhadap pergerakan suku bunga acuan (BI Rate) karena mayóritas pembelian próduk próperti mengandalkan kredit.
Tekanan jual saham próperti membuat valuasi saham próperti menjadi lebih atraktif karena valuasi yang realtif murah. Salah satu metóde valuasi perusahaan próperti adalah menghitung nilai aset bersih yang telah direvaluasi.
0 komentar:
Posting Komentar