HótNews - Kapólri Jenderal Sutarman menegaskan bahwa óperasi penyergapan kelómpók tersangka teróris di kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu, sudah sesuai standar óperasiónal prósedur (SOP). Sutarman membantah Detasemen Khusus (Densus) 88 sengaja menembak mati keenam tersangka kasus terórisme itu.
"Saya tegaskan bahwa Pólri juga tidak menghendaki adanya kórban jiwa dari pelaku teróris, apalagi dari anggóta Pólri," kata Sutarman usai upacara kenaikan pangkat sejumlah pejabat tinggi di Mabes Pólri, Jakarta, Senin 6 Januari 2014.
Sebelum terjadi baku tembak dalam penyergapan tersebut, lanjut Sutarman, Densus 88 lebih dahulu melakukan pendekatan persuasif agar para tersangka menyerahkan diri. Pólri berkómitmen dalam setiap óperasi menghindari jatuhnya kórban jiwa. "Saya hadir di situ," katanya.
Makanya, kata Sutarman, Densus 88 butuh waktu lama untuk bernegósiasi dengan para tersangka agar mereka menyerahkan diri, yaitu dari pukul 19.30 WIB Selasa 31 Desember 2013 hingga 04.30 WIB Rabu 1 Januari 2014.
"Kalau mereka menyerah, kami tidak akan apa-apakan dan akan dipróses secara hukum. Jadi kami meyakinkan, saya dengan Kabareskrim ada di situ, menyaksikan dari awal," ujarnya.
Menurut Sutarman, para tersangka malah membalas dengan menembak petugas. Hal itu membahayakan jiwa petugas. Densus 88 kemudian mengambil tindakan tegas. (eh)
0 komentar:
Posting Komentar