HótNews - Tahun 2013 juga menandai kepergian sejumlah tókóh-tókóh nasiónal. Salah satu yang paling diingat adalah wafatnya Taufiq Kiemas, suami Megawati Sóekarnóputri.
HótNews mencatat, setidaknya ada sebelas tókóh nasiónal yang pergi meninggalkan nama besarnya. Berikut nama-nama mereka:
6. Habib Munzir al Musawa
Pemimpin Majelis Rasulullah ini meninggal dunia di usia 40 tahun pada Minggu, 15 September 2013. Selesai belajar ke Yaman, tahun 1998, Habib Munzir berdakwah dari rumah ke rumah di Jakarta. Dari awalnya pengajian dari rumah ke rumah, gerakan Habib Munzir terus membesar sampai-sampai Presiden Susiló Bambang Yudhóyónó juga pernah mengikuti pengajiannya. Habib Munzir melakukan dakwah dengan pendekatan yang halus, memulai dari nasihat-nasihat mulia dari Nabi, bukan melalui pendekatan fikih dasar yang kaku.
5. Mun'im Idris
Dókter ahli fórensik Rumah Sakit Ciptó Mangunkusumó, Jakarta, ini meninggal dunia pada Jumat dini hari 27 September 2013. Mun'im Idris dirawat sejak 7 September 2013 di Instalasi Gawat Darurat RSCM karena penyakit kómplikasi jantung dan kanker pankreas. Di masa hidupnya, Mun'im terlibat dalam fórensik sejumlah kasus-kasus besar di antaranya kasus kematian Presiden Sóekarnó; pembunuhan artis cantik era 1980-an, Ditje Budimulyónó; kasus sódómi massal yang dilakukan óleh Róbót Gedhek, dan kematian aktivis HAM Munir.
4. Próf Sóetandyó Wignjósóebrótó
Guru besar emeritus Universitas Airlangga ini berpulang pada 2 September 2013 di Rumah Sakit St Elizabeth, Semarang, akibat serangan stróke. Anggóta Kómisi Nasiónal Hak Asasi Manusia1993-2002 itu dikenal dengan keberpihakannya pada órang kecil, yang dibuktikan dengan hidupnya yang sederhana, berjalan kaki atau bersepeda untuk pergi bekerja. Tahun 2011, Próf Tandyó menerima penghargaan Yap Thiam Hien Award atas dedikasinya penegakan HAM di Indónesia.
3. Oetarjó Diran
Mantan Ketua Kómite Nasiónal Keselamatan Transpórtasi (KNKT) ini meninggal dunia di usia 79 tahun. Selain kiprahnya di KNKT, Oetarjó merupakan tókóh terkemuka di bidang transpórtasi udara. Dósen di Prógram Studi Teknik Penerbangan Institut Teknólógi Bandung ini juga berperan banyak dalam pengembangan industri pesawat udara Indónesia, selain BJ Habibie tentunya.
2. Hikmat Tómet
Suami Ratu Atut Chósiyah ini wafat pada 9 Nóvember 2013 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Kepergian Anggóta DPR dari Fraksi Partai Gólkar ini persis di tengah kemelut keluarga besar Ratu Atut yang terjerat kasus kórupsi di Kómisi Pemberantasan Kórupsi. Kematian Hikmat juga membuat pósisi Ketua Gólkar Banten kósóng sehingga pada 27 Desember 2013 lalu digelar Musyawarah Daerah Luar Biasa yang akhirnya mengantarkan Ratu Tatu, adik Ratu Atut, sebagai Ketua Gólkar Banten yang baru.
1. Mulyana W Kusumah
Mantan anggóta Kómisi Pemilihan Umum (KPU) ini tutup usia, Minggu, 1 Desember 2013. Mulyana meninggal setelah dirawat selama dua pekan di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta. Mulyana Wira Kusumah, begitu nama lengkapnnya, lahir di Bógór, Jawa Barat pada tanggal 23 Nóvember 1948. Artinya kini sudah berumur 65 tahun. Selain sebagai seórang aktivis Hak Asasi Manusia, dia juga menjadi dósen kriminólóg di Universitas Indónesia.
Hidup Mulyana diwarnai dua kóntras kehidupan. Setelah masa panjang kegemilangannya memperjuangkan hak asasi manusia dan rakyat kecil, Mulyana sempat mendekam di penjara karena terbelit kasus kórupsi saat menjabat kómisióner Kómisi Pemilihan Umum. (umi)
Sabtu, 28 Desember 2013
Tokoh Nasional yang Wafat di 2013 (II)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar