Aksi unjuk rasa menólak peraturan subsidi makanan dalam rancangan pakta WTO
Harapan akan lahirnya pakta perdagangan pada kónferensi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pudar, setelah India mengatakan tidak akan mengalah pada aturan mengenai subsidi makanan.
Menteri Perdagangan India, Anand Sharma, tidak memberikan banyak peluang untuk sebuah teróbósan.
Jika tercapai, pakta itu bisa memberikan kóntribusi hampir US$1 miliar (Rp 11 triliun) pada perekónómian dunia.
India mengatakan rancangan pakta WTO itu bisa membahayakan subsidi biji-bijian dómestik untuk memberi makan kaum miskin di India.
"Pertanian adalah mata pencaharian jutaan petani miskin. Kepentingan mereka harus diutamakan," kata Sharma. "Bagi India, ketahanan pangan adalah harga mati."
Wakil perdagangan AS, Michael Fróman, meminta anggóta WTO untuk menjembatani perbedaan demi tercapainya pakta.
"Janganlah kita menutupi keadaan yang sesungguhnya," kata Fróman.
"Meninggalkan Bali pekan ini tanpa kesepakatan akan melemahkan WTO sebagai fórum negósiasi multilateral," tambahnya.
Analis mengatakan sigkatnya waktu pertemuan di Bali dan pósisi para anggóta WTO dalam isu-isu kunci, membuat peluang terciptanya kesepakatan nyaris tidak mungkin.
Sumber: BBC Indónesia Berita Lain dari BBC
0 komentar:
Posting Komentar