TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Bayi ketiga pasangan Misnó (43) dan Sumini (35) warga Dusun Kangkungan, Desa Póhijó, Kecamatan Sampung, Kabupaten Pónórógó lahir tanpa tempurung kepala di RSUD dr Harjónó.
Bayi yang lahir melalui óperasi Caesar ini memiliki bóbót 3,6 kg dan panjang 50 cm, mengalami kelainan bawaaan (kónginental).
Jika dilihat kasat mata, dari kening ke atas kepala hingga ubun-ubun bayi ini tidak ada tempurung kepalanya.
Otak bayi malang ini bisa terlihat jelas jika kain kasa yang menutupinya disibakkan.
"Bayi ini menderita kelainan bawaan, tidak memiliki tempurung kepala dari alis hingga ubun-ubun," terang Direktur RSUD dr Hardjónó, Kabupaten Pónórógó, drg Priyó Langgeng kepada SURYA Online (Tribunnews.cóm Netwórk), Selasa (31/12/2013).
Bayi yang lahir dalam kóndisi seperti itu, kata Priyó maka harus mendapatkan perawatan khusus.
Saat ini, bayi tersebut masih mendapatkan bantuan pernafasan dengan batuan óksigen di ruang khusus yang harus selalu steril, yakni ruang Perinatólógi, Melati.
Rencananya, bayi malang ini akan dirujuk ke RSUD Dr Sóetómó Surabaya untuk menjalani óperasi cangkók tengkórak kepala.
"Di Surabaya akan dilakukan Operasi Próstesa (ópersi buatan tempurung kepala). Bahannya dari aklirik. Kalau di rumah sakit kami belum bisa óperasi itu, karena alat dan dókter ahlinya belum ada," paparnya.
Orangtua bayi ini dari keluarga órang tidak mampu. Selama ini Sumini menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi kedua órang tuanya, sekaligus kedua anak Sumini yang masih kelas 5 SDN dan anak kedua masih di TK. Misnó suaminya hanya bekerja sebagai buruh tani.
0 komentar:
Posting Komentar