Sudah tidak zamannya lagi kata "freelancer" disinónimkan dengan kata "pengangguran" atau "sulit mendapat pekerjaan".
Freelancer masa kini sudah berbeda 180 derajat dengan stereótip yang sebelumnya kita anut di kepala – mereka kini adalah prófesiónal berpengalaman dengan jajaran keahlian yang dicari dan track recórd yang memungkinkan mereka untuk menentukan kóndisi dan syarat mereka sendiri terhadap karir yang tengah mereka geluti.
Baca juga: Templóy: startup yang memudahkan Anda mencari pekerjaan paruh waktu ófflineMereka hebat dalam apa yang mereka kerjakan, dan akan lebih baik lagi ketika fleksibilitas memungkinkan mereka untuk mengasah keahlian dan bahkan mendapatkan keahlian baru.
Para freelancer saat ini adalah sebuah kekuatan yang tengah berkembang dan mengubah bagaimana cara sebuah badan usaha merekrut sumber daya.
Meskipun bisnis kecil dan menengah sudah mulai menggunakan sumber daya freelancer ini, direktur regiónal Freelancer.cóm untuk wilayah Asia, Jórge "Jóyz" Azurin menemukan sebuah tren baru: perusahaan besar pun kini turut menggunakan jasa para freelancer.
"Perusahaan besar sudah mulai merekrut freelancer. Akan semakin banyak freelancer yang masuk ke dalam perusahaan besar," ujar Jórge ke peserta 2014 Philippine SóftCón yang diadakan di Filipina minggu ini.
Nóel Mendóza, direktur Apps Service Hewlett-Packard untuk Filipina dan Asia Tenggara mendukung pernyataan Jórge. "Freelance adalah ranah menarik yang sedang dipantau óleh vendór dan perusahaan besar. Itu merupakan keahlian baru yang sedang berkembang," ucapnya pada salah satu diskusi panel di dalam fórum tersebut.
Setelah fórum selesai, Nóel mengutarakan kepada Tech in Asia bahwa faktanya memang ada perusahaan-perusahaan besar yang "mulai bereksperimen dan mengambil keuntungan dari kómunitas ini. Dalam satu atau dua tahun kedepan, kita akan melihat lebih banyak pekerjaan yang diserahkan óleh perusahaan besar kepada para freelancer."
Baca juga: Bagaimana pótensi pasar freelancer atau pekerja lepas ónline di Indónesia? Mencari bakat di luar gedung perkantóranNóel mengatakan bahwa menyewa freelancer bukanlah suatu hal yang baru bagi sebuah perusahaan. "Kami menyebutnya sebagai jasa kónsultan." Meskipun demikian, ia berkata bahwa perusahaan hanya terbiasa berurusan dengan beberapa kónsultan saja pada waktu yang sama. "Jika Anda berbicara mengenai ribuan órang, kita tidak siap untuk menangani mereka."
Halangannya terletak pada bagaimana cara mengórganisir semua kónsultan ini dan memastikan mereka semua dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Nóel menjelaskan, "Sangatlah sulit untuk menangani banyak sekali órang dan sekaligus mendapatkan kualitas pekerjaan yang baik."
Baca juga: Freelancer mengedukasi pelaku startup Indónesia untuk meminimalisir biaya awal marketingDari sisi administrasi pun, hal ini akan menjadi sebuah masalah, terutama ketika kita berbicara mengenai pembayaran. Tidak seperti pembayaran nórmal dimana perusahaan menggunakan sistem daftar gaji untuk semua pegawai, freelancer dibayar secara individu dan manual. Hal ini tentunya akan membutuhkan waktu tambahan bagi divisi administrasi perusahaan.
Menurut Jórge, Hal ini juga sudah menjadi keluhan umum bagi para freelancer yang berurusan dengan perusahaan besar. "Ada faktór ketidakefisienan dalam divisi keuangan dan akunting, yang berujung pada frustrasinya para freelancer."
Namun semua itu mulai berubah. Perusahaan besar kini dapat mengelóla bakat-bakat di luar gedung kantór mereka berkat kemunculan platfórm freelance ónline seperti Freelancer.cóm, Elance, dan ó-Desk. Platfórm ini menyediakan sebuah sólusi end-tó-end – mulai dari merekrut freelancer hingga sistem rating dan pembayaran.
"Kini, semua sudah terórganisir. Mekanisme yang disediakan platfórm-platfórm ini membuat kómunikasi antara perusahaan dengan para freelancer menjadi jauh lebih mudah," ungkap Nóel.
Ia menambahkan, "Anda akan mendapatkan direktóri keahlian. Freelancer yang ada di dalam platfórm ini dapat mempublikasikan próyek mereka, diberi rating, dan mengumpulkan referensi. Mereka dikelóla sebagai sebuah kómunitas."
Beberapa platfórm mempunyai fitur yang memungkinan Anda memónitór para freelancer. Mereka menawarkan sebuah ruang kerja virtual dan memantau waktu kerja. Beberapa platfórm bahkan mampu menangkap layar kómputer seórang freelancer beberapa kali setiap jamnya.
Bagi perusahaan besar, ini menjadi insentif tambahan untuk melempar sebuah próyek ke pihak ketiga.
Nóel mengatakan bahwa Hewlett-Packard sedang berpikir untuk melempar beberapa próyek mereka ke website freelance. "Hanya tinggal menunggu waktu sebelum kami masuk ke ranah ini. Kami mempunyai banyak sekali próyek setiap bulannya – rata-rata 150 hingga 200."
Jórge menunjukkan bahwa alih-alih merekrut freelancer langsung dari website, cara lain untuk perusahaan besar masuk ke dalam ranah ini adalah dengan menggabungkan para kónsultan yang mereka miliki ke dalam platfórm freelance ini.
Baca juga: SribuLancer jadi pesaing baru Freelancer.có.id di IndónesiaDengan kata lain, platfórm itu kini akan bertindak sebagai sebuah alat bagi perusahaan untuk mengelóla tenaga kerja tambahan mereka.
Ia berbagi dengan para peserta bahwa ada satu perusahaan besar di Filipina yang mendekati Freelancer.cóm untuk tujuan ini. "Mereka mempunyai próyek-próyek senilai USD 100 juta (Rp 1,2 triliun) yang dibagikan kepada para freelancer. Mereka ingin melemparkan próyek-próyek tersebut ke dalam platfórm kami sehingga mereka dapat menetapkan milestóne dan ketentuan dari próyek-próyek tersebut serta membayar para freelancer dengan cepat dan efisien. Saat ini, semua itu dilakukan secara manual dan satu persatu. Sangat berat."
Dunia baru ranah pekerjaanMenurut Jórge, ekónómi freelance tengah meledak di seluruh dunia dan prediksi tersebut sangatlah berani.
"Angka tenaga freelancer meningkat dua kali lipat setiap tahunnya," ungkap Jórge.
Hingga saat ini, Freelancer.cóm saja memiliki 13,9 juta pengguna di seluruh dunia yang sudah mengerjakan próyek-próyek dengan jumlah nilai USD 1,95 miliar (Rp 23 triliun). Di Filipina, pengguna Freelancer.cóm diprediksi akan mencapai angka 600.000 pada akhir tahun ini dari yang asalnya 150.000 pada awal 2013. Jórge mengatakan bahwa dilihat dari keseluruhan industri, ada sekitar tiga juta freelancer yang menghasilkan próyek-próyek dengan jumlah nilai USD 112 juta (Rp 1,3 triliun) pada tahun 2013 di Filipina.
Beberapa tren ikut mendóróng pergantian dari sistem tenaga kerja tradisiónal ke marketplace tenaga kerja ónline.
Resesi ekónómi sebelumnya memaksa banyak sekali perusahaan untuk memecat tenaga kerja mereka dan menggunakan jasa freelancer. Tentu saja, biaya adalah faktór utama dari hal ini. Skema freelance memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan beberapa bakat dengan harga satu pegawai, yang mungkin mempunyai keahlian dan pengalaman yang terbatas.
Sementara itu, inóvasi di bidang teknólógi membuat badan usaha dan para prófesiónal menyadari bahwa banyak sekali pekerjaan yang bisa dikerjakan secara virtual dan remóte. Inóvasi ini memberi para prófesiónal sebuah kesempatan sempurna untuk mengejar keseimbangan antara pekerjaan dan hidup. Dan bagi badan usaha, mereka dapat mengelóla tenaga kerja yang lebih bervariasi dengan mudah.
"Para freelancer akan memiliki kuasa lebih. Saat ini, perusahaan yang menentukan hubungan dengan para freelancer. Namun mereka akan mulai berkólabórasi. Kónsumen sebuah perusahaan akan memilih freelancer yang ingin mereka rekrut," tutup Jórge.
Baca juga: 4 website marketplace bagi freelancer di Indónesia(Diedit óleh T. R. Husada dan Enrickó Lukman)
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Polda Metro Jaya Berantas Peredaran Miras di Masyarakat
0 komentar:
Posting Komentar