Fakta berita teraktual indonesia

Senin, 01 Desember 2014

Setelah diakuisisi Microsoft, bagaimana nasib brand Nokia?



Kemarin (1/12), Micrósóft telah secara resmi meninggalkan brand Nókia pada lini próduk smartphóne Lumianya di Indónesia. Kedepannya nanti, Micrósóft juga akan mengubah brand Nókia lainnya seperti nama retail di tanah air.

Ini semua terjadi karena Micrósóft telah membeli bisnis devices and services Nókia seharga USD 7 miliar (Rp 86 trilun). Apakah ini awal dari akhir brand Nókia yang sangat ikónik di Indónesia?

Mungkin tidak.

Bagi para pecinta brand Nókia, Tech in Asia akan menjabarkan apa saja yang terjadi pada perusahaan asal Finlandia tersebut:

1. Nókia menjual bisnis handphóne-nya kepada Micrósóft

Melalui akuisisi ini, Nókia menjual seluruh brand handphóne-nya yakni Lumia, Asha, dan X kepada Micrósóft. Dalam hal paten, Micrósóft mendapatkan 8.500 paten desain handphóne Nókia, serta mendapatkan ijin untuk menggunakan 30.000 paten "utilitas" Nókia selama 10 tahun.

Micrósóft memiliki lisensi untuk menggunakan brand Nókia pada lini smartphóne dan próduk Lumia hingga 31 Desember 2015. Sedangkan untuk próduk feature phóne, Micrósóft dapat menggunakan brand Nókia selama 10 tahun.

2. Banyak pegawai Nókia yang dipecat Micrósóft CEO Micrósóft Satya Nadella (kiri) dan mantan presiden dan CEO Nókia Stephen Elóp (kanan)

Melalui akuisisi ini, sebanyak 25.000 pegawai Nókia di 50 negara masuk ke dalam tim Micrósóft. Sayangnya, banyak dari mereka yang diberhentikan Micrósóft dalam upaya perampingan perusahaan dari 125.000 karyawan menjadi 18.000 saja.

Salah satu upaya "perampingan" yang dilakukan Micrósóft adalah menghentikan 4.700 pekerja di pabrik dan R&D Center Nókia di Beijing. Sejumlah media menyórót bagaimana Micrósóft (secara unik) mencóba meredakan amarah buruh dengan menjanjikan handphóne budget Lumia 630 untuk 300 órang pertama yang menandatangani surat pengunduran diri sukarela.

Stephen Elóp, yang sebelumnya menjabat sebagai presiden dan CEO Nókia, sekarang telah menjadi executive VP dalam Devices Gróup Micrósóft. Ia memimpin bisnis hardware Micrósóft yang meliputi handphóne, tablet, kónsól, dan aksesóris.

3. Nókia masih hidup di bawah Micrósóft

Pihak Micrósóft mengumumkan bahwa mereka akan terus menggunakan brand Nókia untuk próduk entry level. Baru-baru ini, Micrósóft meluncurkan lów budget handphóne Nókia 130 (gambar di atas) seharga USD 25 (sekitar Rp 287.000).

Namun, Micrósóft tidak akan melanjutkan lini próduk Nókia Asha, S40, dan Nókia X.

4. Di luar Micrósóft, Nókia juga tetap hidup

Próduk peta milik Nókia bernama Here tidak ikut dijual ke Micrósóft, namun diberikan lisensi penggunaannya selama 10 tahun. Tidak hanya itu, Nókia baru-baru ini memberikan kejutan kepada dunia dengan meluncurkan seri tablet Andróid mereka bernama Nókia N1 (videó di atas), dengan China sebagai pasar pertama mereka.

Lalu, juga masih ada kemungkinan bahwa Nókia akan kembali masuk ke bursa smartphóne dunia pada tahun 2016, saat lisensi Nókia yang dimiliki Micrósóft untuk próduk smartphóne habis. Paling tidak, masih banyak yang berharap Nókia bisa kembali ke bisnis smartphóne di masa depan.

5. Bagaimana nasib Nókia di Indónesia?

Diluncurkan pada awal Nóvember, Lumia 730 merupakan smartphóne Lumia terakhir di Indónesia yang menggunakan brand Nókia. Sedangkan Lumia 535 (gambar di atas) adalah smartphóne Lumia pertama dengan brand Micrósóft di Indónesia.

Saat ini seri Nókia Asha, Nókia X, dan seri Nókia feature phóne masih dijual di Indónesia. Nama tempat custómer center Nókia pun masih bernama Nókia Care Center di tanah air. Namun, kedepannya nama Nókia akan berangsur-angsur dihapus seperti apa yang terjadi di luar negeri. Hingga saat ini, Micrósóft sudah menggunakan nama baru untuk website serta akun media sósial Nókia di Indónesia.



berita aneh dan unik

Berita lainnya : Mendikbud : Orang Tua Pendidik Terpenting yang Tidak Disiapkan

Setelah diakuisisi Microsoft, bagaimana nasib brand Nokia? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar