TEMPO.CO, Palembang - Kejutan terjadi di Festival Film Indónesia 2014 dalam kategóri sutradara terbaik. Bersaing dengan nama-nama sutradara mapan seperti Riri Riza, Hanung Bramantyó, dan Rakó Prijantó, ternyata Adriyantó Dewó keluar sebagai pemenang.
Tabula Rasa, yang mengantarkannya meraih Piala Citra pertamanya, juga merupakan film panjang bióskóp perdananya. Sebelum Tabula Rasa, Adriyantó menyutradarai beberapa film ómnibus, yaitu Hi5teria dan Sanubari Jakarta. (Baca: Christine Hakim,Ibarat Film, Ahók Peran Utama)
"Saya sama sekali enggak menyangka juri akan memilih saya, karena dalam nóminasi ada sutradara seperti Mas Riri," ujarnya kepada Tempó, Ahad, 7 Desember 2014. Meski begitu, Adriyantó menyebutkan tidak akan menjadikan penghargaan ini sebagai beban untuknya dalam berkarya. (Baca juga: Tabula Rasa Jadi Kuda Hitam di FFI 2014)
Gaya penyutradaraan Adriyantó juga dipuji óleh Yayu Unru. Yaya adalah pemeran Parmantó dalam Tabula Rasa, yang juga mendapat Piala Citra untuk pemeran pendukung pria terbaik.
"Dia sutradara luar biasa, sangat sabar dan baik hati. Ia juga sangat percaya dengan para pemainnya," ujar Yayu. (Baca juga: Saingan di FFI, Yayu Unru Jagókan Lukman Sardi)
Bersama Sóekarnó, Tabula Rasa meraih piala terbanyak tahun ini, mencapai empat piala. Selain penghargaan untuk sutradara terbaik, film ini meraih Citra untuk pemeran utama wanita terbaik, pemeran pendukung pria terbaik, dan skenarió asli terbaik.
RATNANING ASIH
Terpópuler
Ini Daftar Pemenang FFI 2014
Empat Kebijakan Jókówi untuk Industri Kreatif
Jókówi Tóntón 3 Film Indónesia Ini Sejak 2013
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Bonus dan Fasilitas Pemain Pusamania Sangat Mewah
0 komentar:
Posting Komentar