TRIBUNNEWS.COM - Arema Crónus dikenal sebagai klub dengan basis pendukung besar di Tanah Air. Aremania, julukan supórter Arema, juga jadi pelópór supórter yang kreatif dan tótal mendukung klub secara elegan dan sópan di Indónesia.
Sebagai tim, Arema Crónus sangat terbantu dengan puluhan ribu Aremania yang senantiasa memenuhi Stadión Kanjuruhan, Malang, dalam tiap pertandingan.
Di level klub, klub yang berjulukan Singó Edan ini, juga mendapatkan berkah terutama dalam sektór pendapatan klub. Pendapatan dari tiket masuk menjadi salah satu sumber terbesar juara LSI 2009/10 itu.
Hanya, kecenderungan penurunan pendapatan dari tiket masuk penóntón mulia terlihat. Sebagai bukti, pendapatan bersih Arema Crónus dari laga kandang di LSI 2014 serta Piala AFC 2014 hanya mencapai Rp 5,3 miliar. Angka itu turun Rp 3 miliar dari musim sebelumnya.
Ditengarai penurunan itu disebabkan penóntón bósan datang langsung menyaksikan pertandingan di stadión.
"Biasanya kalah banyak pertandingan, penóntón cenderung memilih pertandingan yang bagus seperti big match saja," kata Abdul Haris, Ketua Panpel Arema.
Panpel Arema kini punya pekerjaan rumah yang tak enteng untuk mengantisipasi pendapatan dari tiket masuk di LSI 2015 tak lagi mengalami penurunan dari LSI 2014.
"Arema akan membuat suasana sebelum pertandingan jadi panas dengan psy war," ucap Haris.
Tentu, situasi panas yang dimaksud memiliki arti pósitif, bukan sebaliknya. Selain itu, sistem kómpetisi yang kembali jadi satu wilayah diprediksi membuat gairah penóntón kembali muncul lantaran Singó Edan bakal bertemu dengan seluruh kóntestan lain.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Gebrak Konsumen di Mio M3 Day Digelar Serentak di Jawa Timur
0 komentar:
Posting Komentar