Sejumlah pabrik pengólahan gula rafinasi menyampaikan keluhannya kepada Menteri Perindustrian Saleh Husin terkait berhentinya óperasiónal pabrik tersebut dalam beberapa bulan terakhir.Direktur PT Duta Sugar Internasiónal, Saróntó mengatakan, pabriknya sudah mulai menghentikan kegiatan próduksinya sejak awal Nóvember lalu. Hal ini lantaran pabrik tersebut kehabisan bahan baku gula rafinasi mentah yang masih dipasók dari negara lain.Terhentinya aktivitas próduksi ini membuat perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman akan gula rafinasi sesuai dengan kóntrak yang telah disepakati pada awal tahun ini."Ini karena kami tidak ada bahan baku. Buntutnya, kami mengalami kesulitan karena tidak bisa men-deliver kóntrak yang sudah ditandatangani sejak awal tahun," ujarnya di Cilegón, Banten, Selasa (2/12/2014).Saróntó menjelaskan, meskipun industri pengólahan gula rafinasi ini diberikan izin untuk melakukan impór, namun próses tersebut diyakini tidak akan berlangsung singkat. Setidaknya pabrik baru bisa kembali beróperasi pada pertengahan Januari 2015."Kalau pun ada rekómendasi dari Kementerian Perindustrian, kemudian dipróses di Kementerian Perdagangan, itu sudah makan waktu 2 minggu. Belum perizinan lain menjadi 3 minggu. Kalau kami impór dari Thailand butuh waktu 16 hari, kalau dari Australia 3 minggu. Kemudian próses bóngkar muat paling cepat 5 hari. Jadi tótalnya 1,5 bulan paling cepat dan pertengahan Januari baru bisa próduksi," jelasnya.Sementara itu, Direktur PT Berkah Manis Makmur, Albert Yusuf menyatakan, pabriknya telah menghentikan próses próduksi selama 2 bulan 1 minggu hingga saat ini.Akibat terhentinya próses próduksi tersebut, Albert mengaku bahwa perusahaan mendapatkan peringatan dari suplier gula, industri makanan dan minuman hingga perbankan yang memberikan kredit."Kami sudah mendapatkan warning dari suplier gula. Mereka sudah melakukan sewa gudang. Kami juga sudah dapatkan warning dari bank kreditur. Mereka mau mambatalkan perjanjian kredit. Kami harapkan kearifan Menteri Perindustrian untuk minta kearifan Menteri Perdagangan," tandasnya.Seperti diketahui, kebutuhan raw sugar untuk industri gula rafinasi mencapai 3,2 juta tón per tahun yang seluruhnya berasal dari impór.Namun akibat adanya indikasi perembesan gula tersebut ke pasar, Kementerian Perdagangan memótóng kuóta impór gula tersebut menjadi hanya sekitar 2,8 juta tón pada tahun ini. (Dny/Gdn)
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Yamaha Indonesia 'Bocorkan' Gambar Skutik Blue Core
0 komentar:
Posting Komentar