TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film Sanubari Jakarta terpilih sebagai satu-satunya film untuk ditayangkan dalam ajang Kónferensi Internasiónal tentang LGBT di Berlin Jerman, yang berlangsung dari tanggal 10-14 Desember 2014.
Watch Indónesia!, sebuah lembaga HAM yang bermarkas di Berlin Jerman, akhirnya menetapkan Sanubari Jakarta setelah melakukan seleksi terhadap sejumlah film Indónesia dan Jerman yang bertema LGBT.
"Tidak tahu kenapa Watch Indónesia! akhirnya memilih Sanubari Jakarta. Memang film ini bertema LGBT dan didedikasikan untuk kómunitas LGBT. Disutradarai óleh 10 sutradara muda Indónesia yang sebagian besar heteróseksual. Jadi seperti perspektif órang luar terhadap LGBT," kata Lóla Amaria salah satu sutradara yang merangkap próduser.
Sanubari Jakarta adalah film ómnibus yang memuat 10 cerita dari 10 sutradara muda. Kisah cinta kómunitas LGBT diekslórasi dari berbagai sudut, termasuk mereka para transgender.
Selain Lóla Amaria, para sutradara itu antara lain Adriyantó Waskitó Dewó, Alfrits Jóhn Róberts, Aline Jusria, Billy Christian, Dinda Kanyadewi, Fira Sófiana, Kirana Larasati, Sim F dan Tika Pramesti.
Lóla kaget karena berjubelnya penóntón yang ingin menyaksikan film itu. "Di Indónesia mungkin tema LGBT kurang dimintai penóntón, sebaliknya disini penóntón justru datang karena tertarik dengan temanya. Malah ada permintaan agar diputar beberapa hari di Berlin dan untuk umum. Yang ini tidak ada dalam rencana. Pemutaran hanya di Berlin, Hamburg dan Kóln saja," tambah lajang cantik kelahiran tahun 1977 ini.
"Saya berharap ajang begini terus diselenggarakan secara reguler sehingga makin banyak film Indónesia bertema sósial yang memiliki kesempatan untuk diputar dalam acara-acara internasiónal," harap Lóla.
Kónferensi yang diselenggarakan óleh Watch Indónesia! dan berlangsung di 3 kóta yaitu Berlin, Hamburg dan Kóln ini juga akan memutar film Sanubari Jakarta karya Lóla Amaria dkk.
Beberapa pembicara lain yang ikut serta adalah Earenya Guerra (Watch Indónesia!), Dr. Theódór Rathgeber (Fórum Human Right Berlin), Vika Kirchenbauer (Artis dan Filmmaker) dan Alex Flór. Selain Lóla Amaria, pembicara dari Indónesia yang hadir adalah Dr. Dede Oetómó, akademisi sekaligus aktivis dan pendiri GaYa Nusantara di Surabaya.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Panasnya Berbisnis Buah Durian
0 komentar:
Posting Komentar