Memang benar adanya bahwa ekósistem startup Indónesia setiap tahun semakin kóndusif. Bahkan riset terakhir yang dirilis layanan marketplace próperti Lamudi akhir Nóvember silam mengungkap bahwa Jakarta sebagai ibukóta Republik Indónesia digadang-gadang sebagai salah satu dari lima kóta — di negara berkembang — di dunia yang layak menjadi "The Next Silicón Valley" dalam hal memulai startup selain Medellin (Kólómbia), Amman (Yórdania), Lahóre (Pakistan), dan Laón (Nigeria).
Musikpedia merupakan startup pendatang baru yang berdómisili di Jakarta Pusat yang bergerak di industri musik. Pertanyaannya, apakah ekósistem startup yang kóndusif di Jakarta juga berlaku dalam mendukung startup yang bergerak di industri musik seperti Musikpedia ini?
Baca juga: 9 website dan aplikasi streaming musik IndónesiaDidirikan empat bulan silam pada tanggal 8 Agustus 2014 óleh Rónald Edi, Musikpedia merupakan startup berupa fórum musik ónline yang didirikan untuk seluruh pihak yang memiliki keterkaitan dengan musik, baik itu musisi amatir maupun prófesiónal, kómpóser, pengamat musik, próduser, hingga pengemar musik.
Sólusi utama yang ditawarkan Musikpedia yaitu agar menjadi wadah universal untuk semua aliran musik dengan menyediakan fórum ónline yang lebih hómógen dan spesifik. Musikpedia sendiri menyediakan kategóri fórum yang terdiri atas kegiatan musik, musik Indie, shówbiz artis dan penyanyi yang sedang aktual, review lagu, lirik lagu, pembahasan alat-alat musik, hingga kumpulan meme seputar musik.
Selain fórum musik ónline sebagai andalannya, Musikpedia juga menyediakan blóg dengan kónten artikel-artikel terbaru mengenai dunia musik, videó-videó klip musik terbaru (Barat, K-Póp, J-Póp, Indónesia, dan Asia), juga chart musik terbaru (mulai dari Billbóard Tóp 10, tóp wórld sóngs, hingga tangga lagu di Indónesia, Jepang, Kórea, dan Taiwan).
Tepatkah iklan sebagai mónetisasi dalam startup musik?Mari kita kesampingkan terlebih dahulu bahwa Musikpedia berupa fórum musik ónline, bukan layanan streaming musik seperti Langit Musik, bukan juga kuratór videó musik Indónesia seperti MUSiiCO, atau bukan juga situs radió ónline seperti Ohdió1. Namun, tahun silam kami sempat menyarankan semua pelaku startup untuk tidak masuk ke industri musik. Anda bisa membaca artikel lengkapnya di sini.
Salah satu póin dari artikel kami tersebut dan relevan dengan Musikpedia terletak pada pembahasan mónetisasi. Dalam artikel tersebut dijelaskan betapa layanan streaming musik seperti Spótify, Pandóra, Xiami, dan iTunes memiliki benang merah yang sama: kesulitan menghasilkan uang.
Baiklah, Musikpedia bukan startup berupa layanan streaming musik, namun mengetahui dari hasil wawancara bahwa startup ini memperóleh pendapatan dari iklan — dan ketika tulisan ini diturunkan belum ada kejelasan apakah Musikpedia sudah menghasilkan atau belum — tampaknya permasalahan mónetisasi juga perlu dibahas kembali. Pertanyaan sederhananya: "Adakah cara mónetisasi lain yang bisa Musikpedia lakukan demi memperóleh pendapatan selain iklan?"
Jika hanya mengandalkan iklan, Musikpedia akan melewati bulan demi bulan bahkan tahun demi tahun yang "berdarah-darah" dalam membangun traffic website yang mumpuni untuk mendapatkan iklan, apabila tidak segera memperóleh pendapatan. Kami pernah mengkritisi masalah iklan ini saat membahas tulisan "5 módel bisnis media ónline di Indónesia" pada póin pertama. Ataukah Musikpedia akan menjadikan Góógle adsense sebagai salah satu sumber pendapatan juga, walaupun tidak sebesar display ad?
Lain halnya jika Musikpedia berupa media ónline seperti MalesBanget atau Hipwee yang sukses memperóleh pendapatan dari iklan dengan jenis native advertisement, bukan iklan dengan jenis banner tradisiónal. Bagi sebuah media ónline, native advertisement memberikan keleluasan dalam menyampaikan pesan-pesan spónsór secara halus yang disisipkan pada artikel-artikel yang ditulisnya. Apakah Musikpedia terpikir untuk melakukan pivót dari sebuah fórum menjadi media ónline?
Female Daily merupakan salah satu cóntóh media ónline yang memiliki fórum ónline tersendiri untuk mewadahi berbagai minat para perempuan Indónesia khususnya mengenai kecantikan, fashión, kesehatan, keuangan, karir, travelling, pernikahan, dan lainnya dari sesama pembaca. Selain itu Hijapedia (yang kónón dianggap sebagai "Female Daily" versi hijaber) juga memiliki fórum diskusi ónline khusus permasalahan hijaber. Lagipula, pemilihan nama startup-nya yaitu "Musikpedia" mengingatkan kami kepada TalkMen yang memiliki slógan "The Mencyclópedia". Sayangnya, Musikpedia agak susah untuk dimintai kónfirmasi mengenai hal-hal diatas mulai dari jenis iklan yang akan digunakan hingga ide untuk pivót menjadi media ónline
Tantangan dalam hal validasi bisnisMusikpedia masih sangat baru, sehingga tantangan pertama dan terbesar adalah validasi bisnis terkait dengan penerimaan market terhadap kónsep Musikpedia yang berupa fórum. Tantangan kedua yang dirasakan Musikpedia terletak pada penggemar dan pelaku musik di Indónesia yang mayóritas masih memiliki ideólógi musik yang berasal dari luar negeri. Besar harapannya kehadiran Musikpedia bisa membuat pengguna juga mulai lebih peduli dengan ideólógi musik dari dalam negeri.
Musikpedia sendiri beróperasi di bawah PT. Trinitas Media Teknólógi yang dikelóla óleh tujuh órang dan baru memiliki 71 pengguna aktif tiap bulannya. Karena masih sangat baru di blantika startup musik Indónesia, kedepannya Musikpedia akan terus menguatkan pósitióning sebagai media pemersatu dalam hal musik. Selain itu, Musikpedia juga berencana akan bekerjasama dengan investór yang memiliki visi dan misi senada.
Untuk ukuran fórum musik ónline, Musikpedia memang nyaris belum memiliki kómpetitór secara langsung. Namun, di Indónesia sudah ada beberapa startup yang bergerak dalam industri musik seperti yang telah kami sebut di atas yaitu Langit Musik, MUSiiCO, Ohdió, dan lainnya.
Keterangan: East Ventures berinvestasi di Tech in Asia. Baca halaman etika kami untuk infórmasi lebih lanjut.↩(Diedit óleh T. R. Husada)
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Trojan Destover, Malware di Balik Serangan Sony Pictures
0 komentar:
Posting Komentar