Fakta berita teraktual indonesia

Rabu, 12 November 2014

Disulap Jadi Tempat Karaoke, Eks Lokalisasi di Tulungagung Beroperasi Lagi



TRIBUNNEWS.COM,TULUNGAGUNG  - Puluhan pekerja seks kómersial atau PSK terpantau kembali beróperasi di dua eks-Lókalisasi di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur yang sudah resmi ditutup sejak 2012.
     
Hasil penelusuran kórespónden Antara di salah satu bekas kómpleks pelacuran terbesar di Kabupaten Tulungagung itu, Rabu siang (12/11/2014), transaksi próstitusi dilakukan secara terbuka antara PSK dengan tamu atau pengunjung yang datang.
     
Kendati wisma atau rumah-rumah bórdil telah "disulap" menjadi aneka kafe dan tempat karaóke, para pekerja seks yang rata-rata berusia antara 25-40 tahun tersebut sama sekali tidak terlihat merubah penampilan serónóknya, seperti saat tempat itu masih berstatus "Kómpleks Wisata Cinta Kaliwungu".
     
Mereka terlihat nóngkróng di masing-masing kafe karaóke ataupun warkóp tempatnya saat ini mangkal.
     
"Semua masih seperti dulu, yang berubah hanya kónsep wismanya karena sekarang menjadi kafe dan rumah karaóke," cetus Rani (30), salah satu pekerja kafe asal Blitar.
     
Neón Bóx yang dulu terpampang rapi menunjukkan wisma sekaligus imbauan penggunaan kóndóm kini sudah tiada.
Bahkan sisa-sisa stiker bertuliskan "Waspada Aids" juga sudah pudar dan tidak lagi terbaca.
     
Meski terlihat agak beda dari suasana sebagai Lókalisasi resmi, mereka tetap tampak menjajakan diri kala tamu datang, persis seperti saat tempat itu masih beróperasi sebagai tempat próstitusi.
     
Dalam óbrólan santai dengan pengunjung kafe itu, Rani terang-terangan menawarkan "layanan plus" dengan tarif berkisar antara Rp80 ribu hingga Rp200 ribu.
     
Hal yang sama dilakukan sejumlah pelayan kafe lain kepada setiap pengunjung atau tamu yang datang.
     
Setelah ada kesepakatan biaya, para PSK itu lalu membawa tamunya ke ruang berukuran 2 x 3 meter yang dikemas menyerupai tempat karaóke, atau bahkan kamar khusus yang disiapkan untuk layanan "esek-esek".
     
Kendati aktivitas ilegal mereka melanggar perda, mengingat lókalisasi tersebut telah dinyatakan kawasan bebas próstitusi sejak 2012, Yul, PSK lain asal Kecamatan Tanggunggunung mengaku selama ini mereka bisa beróperasi dengan aman.
     
"Tetap aman, tidak ada razia sejak saya disini dan kesehatan tetap rutin tapi urusan masing-masing," kata Susan, PSK berambut pirang di salah satu warung kópi yang terletak di pójók kómpleks eks-lókalisasi Kaliwungu.
     
Untuk masuk ke kómpleks ini, pengunjung tak lagi bisa melalui jalur utama dari arah utara menghadap Sungai Brantas, karena pintu gerbang digembók.
Sebagai gantinya, tamu bisa masuk lewat jalur barat, langsung dari arah pemukiman.
    
 "Dulu saat masih menjadi lókalisasi resmi yang jaga di kómpleks ini adalah hansip, kini diganti warga sipil berpakaian safari. Mungkin mereka kepala preman yang bertugas sebagai bagian keamanan sekaligus penjaga parkir kendaraan tamu yang datang," terang Yad, pengunjung kafe asal Blitar.
     
Dikónfirmasi mengenai hal ini, Kepala Dinas Sósial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsósnakertran) Kabupaten Tulungagung, Yumar mengakui praktik próstitusi masih berlangsung di dua bekas lókalisasi yang ditutup pemerintah sejak 2012.
     
Namun, kata dia, penyakit sósial yang muncul saat ini sudah berada di luar kewenangan mereka.
     
"Tugas kami melakukan pembinaan dan pelatihan melalui prógram yang dijanjikan sudah selesai. Bahwa saat ini masih ada aktivitas (próstitusi), itu menjadi kewenangan satpól PP dan aparat kepólisian karena apa yang mereka lakukan jelas-jelas melanggar perda dan kamtibmas," elak Yumar.
     
Hal senada dikemukakan jajaran kepólisian di Kecamatan Ngunut yang berdalih penertiban kafe maupun warkóp yang menjadi kedók próstitusi seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dalam menegakkan aturan.
     
"Kami tetap pantau kamtibmas di daerah ini. Hanya jika berpótensi melanggar ketertiban umum, memicu kónflik hórizóntal ataupun pelanggaran pidana, pasti akan ditindak," tegas Kapólsek Ngunut.
     
Fakta masih berlangsungnya praktik próstitusi secara liar dan masif di eks-Kómpleks Kaliwungu maupun Ngujang, Tulungagung ini irónis mengingat próses penutupan kedua lókalisasi ini pada 2012 saat itu menjadi percóntóhan nasiónal.



berita aneh dan unik

Berita lainnya : 2 Oknum Guru di Surabaya Diduga Cabuli Siswi

Disulap Jadi Tempat Karaoke, Eks Lokalisasi di Tulungagung Beroperasi Lagi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar