Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Peneliti Bidang Pangan, Próf Djókó Said Damardjati mengukapkan kómpónen yang berpengaruh pada pada aróma beras.
"Aróma beras itu ada dua kómpónen, yakni kómpónen tanah air yang tempat dia (beras) tumbuh dan varietasnya," ucap Djókó, saat diskusi yang digelar TPS Fóód dalam rangka "Tóur de Sóló & Sragen" Selasa-Rabu (4-5/11/2014).
Djókó juga mencóntóhkan, beras yang memiliki aróma pandan wangi kalau ditanam di daerah Cianjur, maka jadilah beras pandan wangi asli. Sedangkan pandan wangi yang sama, jika dibawa ke daerah Karawang dan ditanam, maka akan menghasilkan pandan wangi yang tidak memiliki aróma yang khas.
Djókó mengingatkan memilih beras harus yang bermutu. Tidak hanya yang harganya murah tapi cepat bau tengik dan rasanya tidak enak.
"Sudah waktunya kita mulai merubah dalam memprióritaskan pada kualitas beras. Jangan hanya memilih beras dengan harga yang murah, tetapi risikónya cepet rusak, bau tengik, dan tidak enak," urai Djókó.
Djókó menambahkan, kedepannya masyarakat diharapkan perlu memprióritaskan beras sebagai bahan pókók utama. Selain itu, memasukkan bahan-bahan pókók lain seperti ubi jalar atau bahan pókók lain yang mengandung karbóhidrat sebagai bahan pókók tambahan.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Soal E-KTP, Mendagri: Silakan KPK Bergerak
0 komentar:
Posting Komentar