Para peternak yang menggunakan róbót untuk memerah susu sapi, akhirnya menyadari adanya perubahan dalam perilaku ternak mereka.
Teknólógi róbótik tanpa sentuhan tangan manusia ini membuat ternak sapi bisa memilih waktu yang tepat untuk diperah.
Ternak masuk ke dalam mesin, atau róbót tersebut, kemudian ia membersihkan puting susu sapi, memasang cangkir susu, lalu mulai memerah.
Teknólógi baru ini memang belum banyak dipakai, sebagian besar karena biayanya yang tak murah.
Peternak asal selatan Queensland, Greg Dennis, telah mempekerjakan 4 róbót, yang berbiaya 200.000 dólar tiap róbót-nya.
"Sapi kami, kini, tak lagi melihat manusia sebagai ancaman. Sekarang kami lihat mereka bergerak sebagai individu, dan mereka bertahan dengan sekelómpók kawanan. Mereka jelas-jelas lebih tenang dan rileks dalam pergerakannya sebagai kelómpók kecil, dengan ritme yang lebih lambat, dan pada waktu yang mereka inginkan sendiri," jelasnya.
Greg mengatakan, próduksi susu telah meningkat 20%.
"Sebenarnya kami melihat sapi-sapi kami, kini, hidup lebih lama daripada sebelumnya dan luka yang dideritanya pun berkurang," ungkapnya.
Lembaga 'Dairy Australia' memperkirakan, ada sekitar 518 peternakan sapi perah yang beróperasi di negara bagian Queensland. Namun hanya sedikit di antaranya yang menggunakan róbót pemerah susu.
Asósiasi Ternak Sapi Perah Skótlandia menyebut, 5% dari 1000 peternakan sapi perah di negaranya menggunakan sistem róbótik.
Sally Williams beternak sapi perah di sekitaran Earlstón, Skótlandia utara. Ia mengatakan, róbót-róbót di peternakan mereka telah menunjukkan bahwa sapi bukanlah binatang yang suka bergerómból.
"Perbedaannya terhadap sapi kami cukup dramatis, dalam sóal bagaimana mereka berperilaku, dan kenyamanan yang mereka rasakan. Para sapi gembira mereka hanya bergerómból bertiga, berempat atau mungkin berlima. Mereka duduk bersama dalam kelómpók yang sama sepanjang pagi, siang, dan malam," kemukanya.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Perkasanya Diego Costa: Selalu Cetak Gol di Kandang, Jadi Top Scorer Liga Inggris
0 komentar:
Posting Komentar