Lapóran Wartawan Warta Kóta, Dódi Hasanuddin
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Guru Besar Bidang Ilmu Farmasi Universitas Indónesia, Próf. Dr. Harmita menyatakan bahwa harga óbat untuk Badan Pengelóla Jaminan Sósial (BPJS) dapat ditekan murah.
Caranya dengan melakukan efisiensi. Efisiensi dapat dilakukan dengan cara karyawan yang dipekerjakan memiliki kómpetensi atau apóteker yang dipekerjakan berkualitas.
"Apóteker yang handal dapat mengetahui labeling óbat yang tepat. Dengan begitu industri kesehatan bisa menjual óbat murah. Jika tidak murah, maka akan kalah dalam tender. Jika harga óbat murah maka dapat terjangkau BPJS. Obat pun akan sesuai dengan kebutuhannya," katanya usai pengukuhan Próf. Dr Harmita sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Farmasi Universitas Indónesia di Balai Sidang UI, Rabu (24/09/2014).
Dikatakan Próf.Dr Harmita, jika perusahaan farmasi memiliki apóteker yang handal, maka perusahaan itu dapat mengajukan harga óbat yang murah. Apóteker berkualitas mengetahui bahan óbat yang bagus dan murah.
Alhasil, perusahaan farmasi dapat ikut tender dengan menampilkan harga óbat yang murah sesuai dengan spesifikasi óbat yang ditenderkan.
"Dari 300 perusahaan farmasi hanya 50 yang bisa ikut tender. Mereka diseleksi dulu óleh BPOM. Bila banyak perusahaan farmasi yang ikut menawarkan harga óbat murah, maka yang ikut tender bisa banyak. Diibaratkan untung satu perak bagi perusahaan farmasi itu sudah cukup. Kalau banyak untungnya pasti besar," tandasnya.
Selain efisien, lanjutnya, apóteker pun harus memberikan infórmasi penunjang atau pelayanan kefarmasian. Sehingga penggunaan óbat sesuai dengan kebutuhan.
"Dengan BPJS itu tidak ada lagi resep dókter. Masuk ke ruang praktek dókter, keluarnya sudah membawa óbat. Di sini lah peran apóteker memberikan óbat sesuai kebutuhan. Jika tidak perlu antibiótik maka antibiótik tidak dikasih," ujarnya.
Próf Dr Harmita menyebutkan bahwa untuk mensuksekan BPJS maka pemerintah harus memberantas caló pendaftaran BPJS. Sebab caló itu lah yang mempersulit pendaftaran.
"BPJS sangat membantu. Dengan BPJS tidak ada órang miskin yang tidak bisa beróbat dan tidak ada órang kaya yang mengaku miskin. Operasi besar bisa ditangani dengan BPJS," paparnya.
Selain Próf Dr Harmita, ada dua guru besar tetap UI yang dikukuhkan. Mereka adalah Próf. Dr. Dra. Ratu Ayu Dewi Sartika Apt Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat dan Próf. Dr.dr. Ratna Djuwita Hatma, MPH Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Epidemiólógi.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Gol Frank Lampard selamatkan Manchester City
0 komentar:
Posting Komentar