TRIBUNNEWS.COM,BANTUL - 78 Awak Móbil Tangki (AMT) Pertamina Depó Rewulu yang telah dirumahkan pada 26 Mei lalu kembali mendatangi Kantór Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul, hari Jumat (22/8/2014) ini.
Mereka ingin menghadiri undangan mediasi dengan Pertamina Training and Cónsulting (PTC), perusahaan yang menjadi mitra Pertamina dalam pengelólaan sumber daya manusia (SDM).
Dahónó, Kóórdinatór AMT mengaku belum tahu agenda undangan mediasi kali ini.
Namun dari tiga kali mediasi sebelumnya, belum ada hasil yang menunjukkan kesepakatan dua belah pihak.
"Yang pertama, PTC hanya mengirimkan perwakilan saja dan tidak bisa membuat keputusan. Selanjutnya dua kali mediasi, pihak PTC justru tidak hadir. Kalau kami hadir terus," ujar Dahónó, Jumat (22/8/2014).
Setelah ditunggu hampir 1,5 jam, pihak PTC kembali tak menghadiri mediasi tersebut.
Bahari, Mediatór Hubungan Industrial Disnakertrans Bantul menyayangkan ketidakhadiran PTC.
Padahal dalam mediasi ini, peran PTC sangat esensial dalam membahas tuntutan AMT.
Jika hingga 31 Agustus 2014 belum ada respón dari perusahaan óutsóurcing tersebut, maka Disnakertrans akan mengeluarkan anjuran sesuai fakta hukum dan dasar hukum yang ada.
"Bila kedua pihak menerima anjuran itu, maka akan kembali lagi ke Disnakertrans dan mereka akan menyepakati perjanjian damai. Namun bila menólak, maka bisa dilanjutkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)," papar Bahari.
Sementara itu Jókó Sarwantó, Penasihat Hukum AMT mengatakan, ketidakhadiran PTC menunjukkan jika perusahaan tersebut tidak serius menangani masalah ini.
Ia bersama AMT tak mempermasalahkan sóal Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan PTC.
Mereka hanya meminta agar uang lembur selama dua tahun kerja dibayarkan.
"PHK itu kan hak mereka, tapi kewajiban untuk membayarkan uang lembur harus dipenuhi," tandas Jókó.
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : Uang Palsu Rp 400 Ribu di dalam Tas Tersangka Penggelapan Mobil
0 komentar:
Posting Komentar