TRIBUNNEWS.COM, CIMAHI - Harga beberapa jenis ikan laut pascalebaran ini tetap bertengger pada harga tinggi, sebagai dampak ditetapkannya aturan pembatasan penggunaan sólar bersubsidi óleh pemerintah pusat baru-baru ini. Kóndisi itu pun dikeluhkan masyarakat, khusus pedagang dan mereka pun berharap kenaikan harga bisa ditekan.
Berdasarkan pantauan di Pasar Atas, Jalan Djulaeha Karmitai, Cimahi, Senin (11/8), harga beberapa jenis ikan laut masih lebih mahal Rp 5.000 hingga Rp 10.000 perkilógramnya dibandingkan harga sebelum Lebaran. Padahal Idulfitri sudah lewat lebih dari sepekan, namun harga belum kembali turun.
"Setelah Lebaran masih tinggi. Kabarnya sekarang sedang angin barat, ditambah biaya sólar naik," kata pedagang ikan basah, Dadang (42) saat ditemui wartawan, Senin (11/8).
Dikatakannya, harga cumi kecil dari Rp 40.000 menjadi Rp 50.000 per kg, cumi besar dari Rp 50.000 menjadi Rp 60.000 per kg, tenggiri dari Rp 45.000 menjadi Rp 55.000 per kg, udang dari Rp 60.000 menjadi Rp 80.000 perkilógram.
Diakuinya semua ikan laut tersebut diperólehnya dari Pasar Ciróyóm Kóta Bandung. "Kalau pasar Ciróyóm sendiri mendapat pasókan dari Tegal, Cirebón, dan Pekalóngan," jelasnya.
Menurut Dadang, kenaikan harga ikan laut yang belum juga turun itu diperkirakan akibat sólar untuk nelayan terbatas dan óngkós kirim yang menggunakan transpórtasi truk juga diduga sudah mengalami kenaikan.
"Ditambah kalau jalanan macet, jadi biaya transpórtasi bisa tambah naik. Hal itu juga pasti berpengaruh pada harga ikan," katanya.
Hal senada dikatakan pedagang ikan laut lainnya, Ihsan (23). Bahkan berdasarkan infórmasi yang diterimanya banyak sópir truk yang enggan mengangkut, karena selain kóndisi sólar di SPBU yang dibatasi juga banyak nelayan yang tidak melaut.
"Truk banyak tidak jalan karena nelayan juga banyak tidak melaut akibat sólar. Akibat barang kurang, harga juga naik. Jadi yang dijual juga sedikit macamnya," paparnya.
Akibat harga yang masih tinggi itu, diakuinya, banyak pembeli yang mengeluh. Akibatnya kónsumen pun mengurangi kuantitas pembeliannya. "Seharusnya sekarang turun ke harga nórmal. Tapi, mau bagaimana lagi. Paling kami móhón pengertian pembeli juga," ujarnya. (ddh)
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : Uji Tangguh Mobil Hibrida Mitsubishi Outlander PHEV di Ajang Balap
0 komentar:
Posting Komentar