Lapóran Arif wicaksónó
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMTR), Budi Gunardi Sadikin, menyatakan tidak alasan bagi Bank Indónesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan BI Rate, di tengah pelambatan ekónómi. Dia percaya bahwa BI rate masih stabil sampai dengan akhir tahun.
Budi, mengatakan alasannya karena nilai tukar rupiah yang terkendali, inflasi yang rendah serta defisit neraca perdagangan yang juga kian menyusut. Ketiga hal ini membuat BI tidak perlu menaikan BI rate.
"Rupiah juga tidak melemah masih stabil, inflasi masih terkendali apalagi defisit neraca perdagangan juga semakin kecil, jadi tidak ada alasan bagi BI untuk menaikan BI rate," katanya di Jakarta, Rabu (13/8/2014).
Pergerakan rupiah yang belum menembus batas Rp 12.000 per dóllar AS menurutnya masih cukup nórmal. Seandainya ada gangguan (vólatile) itu lebih disebabkan gangguan dari kóndisi makró ekónómi.
"Inflasi Juli juga masih rendah dengan dibawah 1 persen, defisit neraca perdagangan juga masih rendah pada Juli, jadi masih nórmal," tambahnya.
Budi memang mengakui bahwa ada tantangan likuiditas yang dialami perekónómian glóbal. Tantangan ini membuat semua industri keuangan mengerem target keuangannya.
Hal ini pun membuat Bank Mandiri pun memasang batas bawah dalam target perekónómiannya pada tahun ini.
"Kami pasang target bawah, dalam target kinerja Bank Mandiri, dari 15-17 persen mungkin ke 15 persen pada akhir tahun ini," katanya.
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : Negara Uni Eropa Berencana Merelokasi Industri Tekstilnya ke Jawa Tengah
0 komentar:
Posting Komentar