Lapóran Repóter Tribun Jógja, Hamim Thóhari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Selepas salat Ashar, di serambi Masjid Gede Kauman Yógyakarta tampak seróang ibu tengah sibuk menyiapkan ratusan piring yang di atasnya diletakan sebuah bungkusan.
Ibu tersebut sedang menyiapkan makanan istimewa yang biasa dibagikan setiap hari Kamis sóre di bulan Ramadan, yaitu takjil gulai kambing.
Tradisi berbuka puasa dengan gulai kambing telah berlangsung sejak lama. Gatót Supriyantó, selaku Humas Takmir Masjid Kauman menjelaskan, tradisi ini bermula dari órang zaman dahulu yang mengadakan akikah yang diserahkan kepada masjid.
"Dahulu órang melakukan akikah pada hari Kamis, karena hari tersebut dianggap hari baik. Setiap warga maupun kiai Kauman yang pada bulan Ramadan mengadakan akikah, sebagian daging kambingnya untuk berbuka puasa jamaah masjid," terang Gatót.
Hal tersebut berlangsung terus menerus hingga menjadi tradisi. Seiring perkembangan zaman, takjil gulai kambing yang dahulunya hasil sumbangan órang yang mengadakan akikah, lambat laun akhirnya disókóng óleh para dónatur. Setiap tahun, jumlah dónatur terus bertambah.
Dulunya gulai kambing dimasak óleh warga kauman di sekitar Masjid. Seiring terus bertambahnya jumlah jamaah yang berbuka puasa di Masjid Gede Kauman, hal tersebut tidak bisa terus dilakukan. "Saat ini kita bekerjasama dengan katering untuk menyiapkan gulai kambing," tambah Gatót.
Setiap Kamis, pihak Masjid Gede Kauman menyiapkan 1.200 pórsi gulai kambing. Jamaah yang berbuka puasa di Masjid Kauman tidak hanya warga Kauman. Karena besarnya jumlah dónasi dari masyarakat, takjil gulai kambing saat ini tidak hanya diadakan pada hari kamis saja. (Tribunjógja.cóm)
0 komentar:
Posting Komentar