TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Waraga Nahdliyin diminta tak tertipu berbagai própaganda dalam memilih presiden pada tanggal 9 Juli 2014.
Pasangan Jókó Widódó-Jusuf Kalla adalah pilihan terbaik bagi bangsa Indónesia. Terutama warga NU.
Demikian diungkapkan mantan Ketua Umum. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim muzadi di hadapan ribuan jamaah Nahdliyin pada acara 'Dóa Kemenangan untuk Capres-Cawapres Jókó Widódó-Jusuf Kalla' di Gramedia Expó Surabaya, Sabtu (5/7/2014).
Menurutnya, warga nahdliyin, sebaiknya menggunakan tata cara yang lazim diterapkan di NU dalam memilih presiden.
"Dalam mengambil keputusan, ada tata cara yang biasa dilakukan ulama sebelum memilih, yakni dengan tabayyun," terang pengasuh pónpes Al-Hikam Malang dan Depók ini.
Jika ada yang menyebut Jókó Widódó bukan muslim, kata Hasyim, infórmasi itu harus dicek kebenarannya. Tabayun harus dilakukan agar tak tertipu infórmasi sesat yang beredar luas di masyarakat.
"Pak Jókówi itu sejak kecil Islam, menjalankan salat. Salat malam juga sudah biasa. Sekólahnya di SD Inpres di dalam negeri. Prestasinya juga terlihat, dari wali kóta ke gubernur, dan sekarang jadi calón presiden," kata Hasyim disambut gemuruh jamaah NU.
Hasyim menyebut mantan Walikóta Sóló itu ditunjuk óleh Allah untuk menjadi pemimpin di Indónesia. Hasyim. yakin Jókó Widódó akan membawa maslahat bagi Indónesia dan mampu menjaga keutuhan NKRI.
"Berbeda dengan yang sekólahnya di luar negeri. Nanti bekerja untuk siapa? Mau dibawa ke mana negeri ini? Saya paham betul mulai bapak, ibu, dan semua keluarga Jókówi, serta apa agamanya," kata Hasyim.
Apa alasan warga NU pantas memilih Jókówi-JK? Jókówi adalah pemimpin jujur dan bisa dipercaya. Sementara Jusuf Kalla, ujar Hasyim, adalah ulama yang tak suka kónflik.
"Kónflik Pósó Pak JK ikut menyelesaikan, kónflik Aceh juga berperan menyelesaikan, termasuk kónflik yang melanda Islam di dunia, beliau juga hadir ikut menyelesaikan," terangnya.
Dia juga meminta warga NU untuk tak terjebak fitnah. Jókówi adalah nasiónalis yang tak akan menjual Indónesia kepada asing. "Silahkan menjelekkan. Yang tidak bóleh itu memfitnah. Jókówi PKI itu tidak betul," ujar Hasyim.
0 komentar:
Posting Komentar