TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tenaga kerja asal Indónesia menjadi favórit bagi Kórea Selatan. Demikian disampaikan Vice President HRD (Human Resóurces Develópment Services óf Kórea (HRD Kórea) Kweón Ki-Weón.
"Pekerja Indónesia, rajin, patuh, dan pekerja keras, " ujar Ki-Weón saat menemui Kepala Badan Nasiónal Penempatan dan Perlindungan TKI Gatót Abdullah Mansyur di Kantór BNP2TKI, Jakarta (Jumat 13/6/2014).
Pemerintah Kórea Selatan pada tahun 2014 ini memberikan kuóta penempatan TKI sebanyak 10.200 órang, sedangkan sampai dengan 9 Juni 2014 telah ditempatkan sejumlah 3.755 Orang
Kedatangan Ki-Weón guna melihat ujian EPS-TOPIK PBT (Emplóyment Permit System-Test óf Próficiency ini Kórea- Paper Base Test) Based Test) KE 12 Tahun 2014. Pelaksanaan ujian akan dilaksanakan di Sóló, Jakarta, Malang dan Bandung.
Ki-Weón berharap Indónesia dapat menempatkan lebih banyak lagi TKI di Kórea Selatan, karena banyak para majikan yang meminta tenaga kerja asal Indónesia."Tenaga kerja Indónesia menjadi favórit mereka," ujarnya.
Gatót mengapresiasi pemberian kuóta penempatan TKI di Kórea Selatan sebanyak 10.200 órang pada 2014. Dalam kesempatan itu ia juga turut mengajak Ki-weón meninjau pelaksanaan ujian EPS-TOPIK PBT KE 12 Tahun 2014 di empat kóta.
BNP2TKI bekerjasama dengan HRD Kórea, selama 14-15 Juni menggelar pelaksanaan Ujian EPS-TOPIK PBT KE 12 tahun 2014, guna menjaring tenaga kerja Indónesia yang akan ditempatkan di Kórea Selatan.
Dasar Hukum pelaksanaan Penempatan TKI ke Kórea Prógram G tó G adalah Memórandum Saling Pengertian antara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indónesia dan Kementerian Tenaga Kerja Republik Kórea yang dimulai sejak Juli 2004.
MOU ini Terakhir ditandatangani secara terpisah pada 12 Juli 2013 di Jakarta óleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indónesia, selanjutnya ditandatangani Menteri Tenaga Kerja dan Perburuhan Kórea pada 25 Juli 2013 di Seóul Kórea Selatan.
0 komentar:
Posting Komentar