TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kampanye hitam terhadap capres Jókó Widódó, baik melalui media sósial maupun media lainnya gencar dilakukan. Kampanye hitam itu dilancarkan dengan menggunakan sentimen suku, agama, ras, dan antargólóngan (SARA), dari mulai isu keturunan Tiónghóa, beragama Kristen, berpihak kepada nónmuslim sampai capres bóneka.
Presidium Seknas Jókówi, Muhammad Yamin SH dalam pernyataannya menyebutkan, semua upaya tersebut dilakukan secara sistimatis, dan massif óleh lawan pólitiknya. Terbóngkarnya ótak di balik tablóid Obór Rakyat yang menjadi dapur kampanye hitam, adalah salah satu buktinya.
Secara etik dan hukum, black campaign tidak dibenarkan, serta dapat meróngróng próses demókrasi yang substantif. Dampak lebih jauh, kampanye hitam dapat menyesatkan masyarakat luas sehingga mendistórsi pilihan yang benar. Karena itu, pada dasarkan kampanye hitam merugikan masyarakat kita meski kami yakin masyarakat kita bisa berpikir secara jernih dan cerdas dalam menyaring infórmasi yang menyesatkan.
Oleh karena itu, Seknas Jókówi menyerukan kepada para relawan diseluruh Indónesia agar jangan lengah dan pasif menghadapi kampanye hitam tersebut.
"Kita mesti melawan segala bentuk kampanye hitam dengan membendung penyebarannya, mencari bukti-buktinya dan melapórkannya kepada pihak yang berwajib. Kita juga mesti mengcóunter dan mengklarifikasinya sehingga masyarakat tidak terpengaruh atau terpróvókasi atas kabar bóhóngmenyesatkan yang dihembuskan óleh pihak lawan," tulis Yamin.
Kami juga meyakini strategi black campaign yang dilakukan mereka justru berbalik menjadi negative campaign baginya-- senjata makan tuan. Dan, bagi kami yang terpenting adalah melakukan pósitive campaign, karena Jókówi sebagai capres yang kita dukung, memiliki banyak nilai-nilai pósitif yang tidak dimiliki capres lain.
0 komentar:
Posting Komentar