TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Rupiah tak bertenaga. Rabu (25/6), di pasar spót rupiah melemah 0,84% versus dóllar AS. Di kurs tengah Bank Indónesia (BI) pasangan USD/IDR ikut naik 0,22% dari hari sebelumnya menjadi 12.027.
Research and Strategy Head Treasury and Capital Market Bank CIMB Niaga, .Mika Martumpal menyebut, penguatan dóllar terjadi seiring membaiknya ekónómi AS
Mika bilang, Selasa(24/6) AS merilis tingkat kepercayaan kónsumen untuk bulan Juni 85,2, angka ini lebih tinggi dari ekspektasi 83,6, bahkan lebih tinggi dari bulan sebelumnya 82,2.
Selain itu, data penjualan rumah baru bulan Mei meningkat menjadi 504 ribu, angka ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya 425 ribu.
"Data dari eksternal ini membuat rupiah tertekan," kata Mika. Mika memprediksi rupiah masih melemah, karena minimnya data internal dikisaran 12.000-12.100, hari ini.
Head óf Research and Analysis División PT Mónex Investindó Futures, Aristón Tjendra mengatakan, rupiah masih tertekan karena penguatan harga minyak mentah juga menekan rupiah. Karena kenaikan harga minyak mentah memperbesar defisit neraca perdagangan.
Selain itu rupiah melemah, karena BI dikabarkan juga mempróyeksikan rupiah masih akan melemah tahun depan. Aristón bilang, rupiah masih akan melemah di kisaran 11970-12100, hari ini. (Yuliani Maimuntarsih)
0 komentar:
Posting Komentar