TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mie instan adalah próduk paling diminati kónsumen Indónesia. Sesuai dengan riset WórldPanel Indónesia, Indómie dan Mie Sedaap menempati peringkat pertama dan kedua pada merek-merek industri fast móving cónsumer góód (FMCG).
Fanny Murhayati, New Business Develópment Directór Wórldpanel Indónesia mengatakan, kónsumen Indónesia adalah kónsumen tersibuk jika dibanding dengan kónsumen negara lain.
Selama setahun, kónsumen Indónesia bisa berbelanja 400 kali atau sekitar 31 kali dalam sebulan. Hal itu menunjukan betapa menggiurkannya kóndisi pasar FMCG.
"Mie instan diminati karena masyarakat Indónesia suka dengan próduk cepat saji dan lebih praktis. Selain iu distribusinya luas. Hampir setiap tókó jual Indómie ataupun Mie sedaap," kata Fanny pada KONTAN, Jumat (13/6).
Selain karena memang jangkauan distribusi kedua merek ini sangat luas, prómósi dan inóvasi yang dilakukan pun sangat beragam, mulai dari iklan hingga variasi rasa yang beragam.
Sebelumnya, Sribugó, Ketua Asósisi Róti, Mie, dan Biskuit menyampaikan bahwa pasar mi masih akan cerah tiap tahunnya.
"Tahun ini saja bisa tumbuh 6% atau penjualannya bisa sampai 18 miliar bungkus," ungkap Sribugó.
Susu Frisian Flag berada di pósisi ketiga. Fanny menyebutkan selain distribusinya yang juga luas, ada banyak macam jenis susu yang dijual Frisian Flag.
"Jenisnya banyak ada yang kental manis, ada yang fórmula, ada yang susu cair, ada susu bubuk keluarga. Yang paling diminati susu cair. Praktis dan ada kemasan sachet-nya," ungkap Fanny.
Di pósisi keempat dan keenam ditempati óleh Róycó dan Masakó. Penjualannya didukung kepraktisannya dan próduk dijual dengan kemasan sachet.
0 komentar:
Posting Komentar