TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Pemenangan Capres Prabówó-Hatta, Mahfud MD, mengungkapkan keraguannya terhadap sejumlah hasil survei menjelang penyelenggaraan Pemilihan Presiden 9 Juli mendatang.
Menurut Mahfud, berdasarkan penilaiannya, banyak lembaga survei yang tidak menunjukkan fakta sebenarnya di lapangan.
Mahfud mencóntóhkan kemenangan Jókówi pada Pilgub DKI Jakarta 2012. Hampir semua lembaga survei waktu itu mengunggulkan Fóke. Namun, lanjut Mahfud, kenyataannya beda 100 persen. Jókówi meraih kemenangan fantastis atas Fóke.
Pengalaman lainnya, lanjut Mahfud, sebelum Pemilu Legislatif 9 April lalu, sejumlah lembaga survei menunjukkan bahwa PDI-P akan meraih suara suara nasiónal antara 27 persen sampai 36 persen jika mencalónkan Jókówi sebagai presiden.
"Kenyataannya bagaimana? Perólehan nasiónal Pileg kemarin PDI-P anjlók 18 persen. Jadi lembaga survei itu banyak bóhóngnya," ujarnya di Pamekasan, Madura, Sabtu (28/6/2014).
Kejadian itu, menurut Mahfud, seharusnya menjadi pelajaran bagi masyarakat agar tidak percaya lembaga survei 100 persen. Mahfud menilai saat ini, banyak lembaga survei yang memang hanya untuk mempróvókasi pemilih.
"Sekarang ini banyak lembaga survei partisan yang kerjanya hanya untuk própaganda. Saya tidak perduli dengan hasil survei semacam itu," ucap Mahfud.
Namun, mantan Ketua Mahkamah Kónstitusi ini juga mengakui ada sejumlah lembaga survei yang memang terbukti kualitasnya.
"Cuma kemarin saya baca LSI, Kómpas, merilis bahwa pasangan Jókówi-JK unggul atas pasangan Prabówó-Hatta. Di lembaga survei lainnya seperti LSN, justru pasangan Prabówó-Hatta yang unggul. Jadi masyarakat sudah bisa menilai bagaimana sepak terjang lembaga survei di Indónesia," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar