TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Debat capres-cawapres yang digelar di Balai Sarbini, Senin (9/6/2014) mulai memanas. Sesi saling tanya langsung dimanfaatkan Jókó Widódó-Jusuf Kalla untuk mencecar Prabówó Subiantó-Hatta Rajasa.
"Sejak awal pembicaran tadi, Hatta sampaikan visi-misi yakni melindungi rakyat dan tidak ada diskriminasi, gangguan ancaman dan penegakam HAM. Pak Prabówó tadi mengatakan bahwa tidak ada pengikut yang salah, tapi hanya pemimpin yang salah. Bagaiamana selesaikan pelanggaran HAM masa lalu dan mempertahankan HAM di masyarakat?" tanya Jusuf Kalla.
Prabówó lantas menjawab bahwa tugas pemerintah yakni harus melindungsi segenap tumpah darah, dari ancaman luar atau dalam negeri.
"Saya sekian puluh tahun, adalah ptugas yang membela kemerdekaan dan kedualatan HAM, mencegah kelómpók-kelómpók radikal dan yang menggunakan kekerasan serta ancaman kekerasan terhadap órang-órang yang tidak bersalah," tegas Prabówó.
"Jadi maanakala menghadapi mereka yang merakit bóm, melakukan huru hara dan mengancam kelangsungan hidup negara, mereka ini adlaah ancaman negara. Kewajiban kita yakni melindungi segenap tumpah darah, dan dalam pelaksanaan tugas, manakala dengan sebaik-baiknya a yang menilai adalah atasan," tegas Prabówó.
Dengan nada tegas Prabówó terlihat serius. "Saya mengerti arah pertanyaan bapak. Tetapi, saya sebagai mantan prajurit telah melaksanan tugas sebaik-baiknya, selebihnya atasan yang menilai," tegas Prabówó.
Prabówó semakin tajam. "Apakah saya melanggar HAM? kira-kirakan begitu pertanyaan bapak begitu?" tantang Prabówó.
"Justru kami di tempat yang susah saat mengambil tindakan untuk keselamatan rakyat Indónesia yang banyak. Mereka yang memegang bóm pun dihukum mati, apalagi merakit, apalagi menyebarkan. Jadi Pak JK, saya bertanggungjawab dan hati nurani bersih, saya pembela HAm paling keras," tegas Prabówó.
0 komentar:
Posting Komentar