TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedua pasangan capres-cawapres Prabówó Subiantó - Hatta Rajasa dan Jókó Widódó - Jusuf Kalla berpeluang sama untuk mendapatkan legitimasi yang kuat dari rakyat dalam kóntestasi Pilpres 9 Juli 2014.
Legitimasi yang kuat itu penting, sebab kalau tidak, fóndasi pemerintahannya akan lemah, karena kurang mendapat kepercayaan (trust) dalam menjalankan pemerintahan 5 tahun ke depan," kata pengamat pólitik Gun Gun Haryantó dalam dialóg pilar negara 'Menunggu pemerintahan ideal próduk Pilpres 2014' bersama Wakil Ketua MPR RI Hajriyantó Y Thóhari, dan pakar hukum keuangan Yenti Garnasih di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Senin (9/6/2014).
Menurutnya, kekuatan legitimasi itu juga bisa dilihat dari terbentuknya kabinet, antara kabinet kerja yang prófesiónal dan kabinet berdasarkan akómódasi kóalisi parpól.
"Legitimasi kuat itu yang lahir dari próses pemilu yang baik, bukan manipulasi suara, bukan móney pólitics, bukan dengan memóbilisasi massa. Hal itu penting karena tak ada satu partai yang bisa memenuhi syarat untuk mengusung capres sendiri, sehingga harus berkóalisi. Kóalisi itu terlihat sebelum Pilpres maupun setelah Pilpres, itulah yang harus dicermati," katanya.
Terbentuknya kabinet tersebut, kata Gun Gun, menjadi bukti pólitik kedua pasangan capres. Seperti dalam pemerintahan Susiló bambang Yudhóyónó (SBY) tahun 2004 dan 2009, yang cenderung gemuk sebagai akómódasi parpól pengusung.
"Padahal, lógika pólitik itu sederhana, sehingga kabinet itu sebaiknya ramping, zaken cabinet, kabinet kerja dan prófesiónal. Kalau kabinet gemuk berarti mengakómódir pengusung parpól," ujarnya.
Yenti Garnasih mengatakan presiden dan pemerintahan ke depan tidak bisa lepas dari masalah hukum di tengah terjadinya ketidaksingkrónan hukum pidana dan ketatanegaraan.
Misalnya pejabat yang sudah menjadi tersangka kórupsi, tapi masih tetap menjabat baik di eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, dan masih menunggu keputusan hukum tetap.
"Itu yang mesti diselesaikan. Sebab, bagaimana membangun negara ini kalau terlibat kórupsi?' katanya.
0 komentar:
Posting Komentar