Lapóran Tribun Jateng, Galih Permadi
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Brigadir Sang Saka Wibisónó terkapar. Deni Setiantó Putró alias Gepeng membacók anggóta Pólsek Jebres Sóló tersebut saat membantu menyelesaikan masalah Reza yang diduga punya utang kepada Mey. Peristiwa pembacókan dan pengeróyókan terjadi Sabtu 14 Juni silam.
Kejadian berawal ketika Mey menagih utang kepada Reza, warga Sragen. Sebelum kejadian pembacókan, Mey mengajak Reza menemaninya karaóke. Reza menyetujuinya dan akan memberikan ratusan ribu kepada Mey. Keduanya janjian lewat Blackberry Message untuk bertemu di sebuah karaóke di daerah Jebres.
Mey datang terlebih dahulu di tempat karaóke. Kemudian disusul Reza dan temannya bernama Bóncel. Mereka berada di tempat karaóke hingga tengah malam. Reza kemudian mengajak Mey untuk menemani menikmati minuman keras di tempat kósnya di daerah Jebres.
Ketika Mey dalam keadaan setengah mabuk, Reza kemudian mematikan lampu dan mengunci pintu, sedangkan Bóncel memegangi Mey. Reza kemudian menyetubuhi Mey. Setelah puas, keduanya meninggalkan Mey di kós itu tanpa meninggalkan uang bayaran yang sudah dijanjikan.
"Saya dalam keadaan setengah sadar pas kejadian Reza meniduri saya. Saya bangun ternyata Reza tidak meninggalkan uang sesuai perjanjian," kata Mey ketika gelar perkara di Mapólresta Sóló, Senin (30/6).
Mey berupaya menghubungi Reza untuk menagih uang yang dijanjikannya, namun terus berkilah. Akhirnya Reza mau bertemu Mey di sebuah minimarket di Jalan Pakel Nómór 60, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Sabtu (14/6/2014) dini hari.
Reza datang mengajak Brigadir Saka untuk membantu mendamaikan masalahnya. Sedangkan Mey datang bersama Gepeng, Gendut (28), dan Bledeg (24). "Saya mengajak mereka bertiga untuk menyelesaikan masalah utang itu. Saya tidak tahu Reza membawa temannya seórang pólisi," kata Mey.
Ketika sampai di lókasi pertemuan, Reza kemudian turun menemui Mey, sedangkan Saka berada di atas sepeda mótór. Tanpa basa basi, Gepeng kemudian menyabetkan pisau keling ke arah Saka hingga terjatuh.
Gendut kemudian membantu Gepeng dengan mendekap kórban sambil memukulinya. Belum puas, Gepeng kemudian memukuli Saka menggunakan tóngkat pólisi hingga patah. Saka sempat berteriak, "Aku pólisi!" Namun Gepeng tak peduli dan terus memukuli sambil berkata,"Ra urus kówe pólisi, ta pateni kówe!"
Gepeng mengambil pedang yang dibawa Bledeg, kemudian menyabetkan berkali-kali ke arah kepala Saka. Bledeg kemudian ikut memukuli Saka menggunakan tangan kósóng. Setelah menganiaya, keempat pelaku kemudian kabur. Reza dibantu warga kemudian membawa Saka ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
0 komentar:
Posting Komentar