TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Tim Pemenangan Jókówi-Jusuf Kalla, Hastó Kristiyantó menyebut debat calón presiden ketiga melanjutkan tradisi kemenangan capres Jókówi. Banyak gagasan Jókówi yang membumi, sementara capres Prabówó Subiantó hanya berujung pada ratapan akan kebócóran anggaran dan kekayaan negara.
"Debat calón presiden bertemakan pólitik luar negeri dan ketahanan nasiónal. Namun kata kunci yang sering diucapkan Prabówó adalah bócór, uang dan kesejahteraan rakyat," kata Hastó.
Secara psikólógis, penyebutan yang berulang atas bócórnya kekayaan negara yang disebut dalam seluruh tema debat, menunjukkan bahwa Prabówó hanya menyampaikan gagasan yang retórik, namun kurang memahami bagaimana implementasi kebijakan," ucap Hastó, Minggu (22/6/2014).
Wakil Sekjen PDI Perjuangan ini mengatakan indóktrinasi kebócóran anggaran dan kekayaan negara juga cermin dari rasa pesimis, dan ketidakmampuan melihat akar persóalan bangsa Indónesia. Sehingga bagi Prabówó, terhadap seluruh persóalan bangsa, muaranya pada kebócóran.
Berbeda dengan Jókówi yang menempatkan aspek manusianya sebagai hal yang paling strategis. Singapura, India, Inggris, Brasil, maju karena sumber daya manusianya terlebih dahulu diperhatikan.
Hastó memaparkan Jókówi selain mendukung penuh kemerdekaan Palestina juga menggunakan kesempatan itu untuk menyampaikan kónsepsi seperti: pertahanan módern dengan dróne (pesawat tanpa awak), pengembangan alutsista dengan kekuatan dalam negeri, dóktrin Indónesia Pórós Maritim dunia, melanjutkan spirit dasasila Bandung, dan kónsepsi terkait dengan pertahanan semesta.
Menurut Hastó, Jókówi pun memiliki agenda kónkrit bagaimana meningkatkan póstur TNI yang tangguh dan prófesiónal, dengan kesejahteraan prajurit yang semakin meningkat.
"Alhasil debat ketiga pun dimenangkan Jókówi," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar