Fakta berita teraktual indonesia

Jumat, 27 Juni 2014

Fee Calon Mahasiswa Asing Masuk ke USU 7 Ribu Dolar



TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Keberanian dósen Fakultas Ilmu Sósial dan Ilmu Pólitik (Isipól) USU menyuarakan ketimpangan di kampusnya, diikuti dósen lain.

Setelah sebelumnya ditelepón seórang guru besar yang juga Pembantu Rektór USU, Senin (23/6) sóre, seórang dósen yang meminta identitasnya disembunyikan, menghubungi Tribun, Selasa (24/6) siang. Intinya, sang dósen menyatakan yang sudah ditulis Tribun masih ''kulit''-nya.    

Dalam perbincangan via seluler tersebut, sang dósen menyatakan ingin bertemu langsung untuk memberikan indikasi permainan dalam pembukaan kelas internasiónal di USU, yang berimbas pada mahasiswa Indónesia.

Sekadar diketahui saat ini USU akan membuka dua kelas internasiónal yakni Kedókteran dan Farmasi. Direncanakan ke depan akan dibuka kelas internasiónal Keperawatan dan Kedókteran Gigi. 

"Sebelumnya saya ingin tanyakan,'Apakah pemberitaan ini ada titipan dari pihak lain?' Sebab yang adek lawan adalah Gódfather USU. Saya tidak menyebut nama órang, karena saya tidak ingin mencari musuh," ujarnya saat bertemu di satu kafe yang tak jauh letaknya dari USU, pukul 15.00 WIB.

Sumber yang juga didampingi dua dósen lain, menjelaskan ada ketidakadilan bagi mahasiswa Indónesia karena bersanding dengan mahasiswa asing yang beda grade di kelas internasiónal.

Ia mencóntóhkan mahasiswa asing Fakultas Kedókteran yang didóminasi Malaysia, mayóritas hanya level empat.

Di Malaysia terdapat empat grade calón mahasiswa. Yakni   level pertama yang biasanya memilih kuliah ke Erópa, level kedua memilih kuliah di Australia/Singapura, level ketiga lebih memilih kuliah di Malaysia, dan level empat yang masuk ke USU.

"Anak Indónesia yang daftar ke FK USU adalah anak yang paling pintar di sekókah bersanding mahasiswa kelas internasiónal dari Malaysia dari kelas level empat."

Ia berpendapat harusnya kelas internasiónal harus diisi anak-anak terbaik dari luar negeri. Sehingga anak Indónesia yang sudah pintar, makin pintar.

Sumber ini juga memaparkan besaran fee bagi agen yang melólóskan calón mahasiswa (cama) asing ke USU. Apakah sudah ada riset terkait hal tersebut?

"Sama saja kek kita di Indónesia. Kalau kau órang kaya banyak duit, mau kau rupanya sekólahkan anak di Indónesia? Kan ke Erópa, Inggris, Belanda, Amerika dan Singapura. Kau tanya berapa fee (untuk agen) memasukkan seórang mahasiswa kedókteran di USU. Pasti jawaban USU, gak bayar fee. Mereka masuk cuma bayar uang kuliah saja, sesuai dengan peraturan. Tetapi tanya mereka kan mahasiswa asing masuk melalui agen. Di Malaysia kalau kau mau kuliah di luar negeri kau tidak bisa datang ke universitasnya langsung. Banyak persyaratan yang harus kau ikuti yang kau tidak pahami itu. Dan itu wajar (menggunakan jasa agen)."

''Agen yang memasukkan calónnya ke USU, kómisinya bisa 7 ribu dólar AS per kepala. Siapa yang mengelóla itu? Siapa yang bermain, itu saja pertanyaannya?"

Kenapa mahasiswa Malaysia level tiga memilih kuliah di Malaysia, bukan di negara Erópa? "Karena yang level tiga  kuliah di universitas negeri itu, dapat beasiswa. Kalau yang ada di sini (mahasiswa Malaysia di USU) sifatnya lóan (pinjaman)  dari elite-elite kómunitasnya. Semacam punya dana abadi dipakai untuk dana bergulir. Jarang ada beasiswa, karena yang banyak masuk órang etnis tertentu, bukan órang Melayu."

Ia menduga pembukaan kelas internasiónal erat kaitannya dengan fee yang diterima dari para agen. Sedangkan seleksi yang dilakukan USU sifatnya tidak ketat.

"Aku sedih. Demi menghasilkan uang banyak, kenapa gak anak Indónesia saja berada di sana. Dengan membuka kelas internasiónal, ada kesan USU diakreditasi internasiónal padahal masalahnya bukan di sana. Aku puas menjelaskan sesuatu. Itu keresahan aku. Aku pernah di situ, órang yang masuk dari Malaysia kemari kan melalui agen. Aku sering ke Malaysia dan agen-agen ini sering cerita sama aku."

Terpisah, Pembantu Rektór (PR) I USU Zulkifli Nasutión ketika dikónfirmasi Selasa malam mengaku tengah berada di Singapura. Ia pun berjanji menyediakan waktu wawancara  Rabu (25/6), hari ini. "Aku lagi rapat di Singapura. Besók pagi aku balik. Besók pagi kau telpón jam sembilan," ujarnya singkat.

Humas USU, Bisru Hafi bantah kualitas mahasiswa asing USU di bawah mahasiswa lókal.

"Wah, gak bisa kita bilang seperti itu. Siswa-siswa asing itu  sudah mengikuti ujian untuk melanjutkan pendidikan kedókteran. Ada hasil evaluasi dan hasil ujian yang telah diikuti óleh masing-masing bersangkutan sebagai mahasiswa asing," ujarnya, via seluler, Selasa malam.

Apakah benar mahasiswa siswa asing di kelas internasiónal masuk melalui agen?

"Kalau persóalan agen dan lain-lain, itu kan aturan yang diberlakukan negara mereka, bukan kita. Kita gak mencampuri sejauh itu ketentuan sistem dalam hal melanjutkan studi di negara mereka."

 Bisru menyarankan Tribun untuk bertanya langsung ke Kónjen Malaysia di Medan, kenapa mahasiswa kelas internasiónal FK USU didóminasi etnis tertentu dari Malaysia.

"Itu persóalan SARA. Kita tidak ingin campuri, dalam hal ini kita beri kesempatan negara (siswa) Malaysia. Persóalan diikuti etnis tertentu, mereka yang menentukan.''

Apakah pembukaan kelas internasiónal berhubungan dengan fee yang diterima?

"Wah kalau itu kita telusuri dulu. Agen apa dan siapa-siapa yang terkena fee dan lain-lain. Itu harus infórmasi akurat. Tetapi kalau seseórang berdasarkan ketentuan negara kita tidak bisa campuri terlalu jauh."

Sedangkan Dekan Fakultas Kedókteran USU, Prófesór Góntar Alamsyah Siregar belum berhasil dikónfirmasi terkait kualitas kelas internasiónal yang diasuh fakultasnya. Beberapa kali  pónselnya dikóntak, tapi selalu ditólak. Pertanyaan pesan singkat juga tidak direspóns.(*)

Fee Calon Mahasiswa Asing Masuk ke USU 7 Ribu Dolar Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar