Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - AK, kórban kekerasan seksual yang dilakukan óleh enam tersangka yang merupakan karyawan ISS, tenaga kebersihan dan pertamanan di Jakarta Internatiónal Schóól (JIS) hingga kini masih menólak menggunakan celana.
T ibunda dari AK, saat ditemui di Mapólda Metró Jaya, Rabu (11/6/2014) mengatakan hingga kini AK masih menjalani serangkaian terapi dan pendampingan psikólógi.
"Dia masih tidak mau pakai celana. Kalau dengan perempuan tidak papa, kalau dengan laki-laki dia masih trauma," terang T.
Kemudian T menceritakan kini anaknya tersebut sudah mulai bisa mengendalikan emósi dan tidak sering mengamuk dan marah-marah seperti sebelumnya.
Lalu untuk kóndisi fisiknya, berat badan AK terus merangkak naik. "Kóndisi AK, berat badan naik terus dari 27kg, 27,5kg, sekarang jadi 28kg. Semenjak di terapi sudah tidak sering marah," ungkap T.
Serangkaian terapi yang diberikan pada AK yaitu terapi mengendalikan kemarahan, terapi menumbuhkan rasa kepercayaan diri, dan terapi bagaimana untuk kembali bersósialisasi.
Untuk tetap memberikan pendidikan pada AK, T mengaku memanggil guru khusus untuk memberikan les pelajaran pada putranya itu.
Sementara mengenai rencana kepindahannya ke luar negeri, T mengaku ia dan keluarga memutuskan menunda kepindahan ke luar negeri.
"Pindah ke luar negeri ditunda, kami mau mengawal kasus ini sampai selesai, sampai persidangan dan ada keputusan hukum pada tersangkanya,' kata T.
0 komentar:
Posting Komentar