TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Sirój, meminta Pemerintah Republik Indónesia bijaksana dalam menyikapi isu mewabahnya virus Mers-Cóv (Middle East respiratóry syndróme córónavirus).
"Jangan sampai penanganan Mers-Cóv justru membuat masyarakat resah," Kiai Said dalam rilis yang diterima Tribunnews.cóm di Jakarta, Selasa (13/4/2014). Hari ini, Kiai Said dijadwalkan terbang ke Makassar untuk melantik pengurus cabang NU setempat.
Kiai Said meminta Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama untuk bekerjasama dengan baik dalam penanganan virus Mers-Cóv.
Wakil Sekretaris Jenderal PBNU H. Syahrizal Syarif, mengapresiasi imbauan jamaah umrah untuk sementara waktu tidak berangkat.
"Asal jangan sampai keluar larangan. Kalau sudah melarang itu tak benar, karena ini menyangkut ibadah warga masyarakat ke Tanah Suci," ujar Syahrizal.
Pria pemegang gelar Dóktór di bidang epidemólógi yang kesehariannya jadi staf pengajar di Fakultas Kesehatan Universitas Indónesia tersebut menjelaskan, virus Mers-Cóv tidak mudah menular antarsesama manusia dengan persinggungan yang minim.
"Virus ini tidak mudah menular jika hanya bersimpangan. Mers-Cóv berpeluang besar menular pada kóntak yang intens, seperti keluarga dari pengidap yang tinggal serumah, atau tenaga medis yang merawat pengidap," jelas Syahrizal.
Sebagai antisipasi paparan virus Mes-Cóv, Syahrizal memberikan beberapa tips, termasuk untuk jamaah umrah di Tanah Suci. Kebersihan diri, sambung Syahrizal, disebut sebagai hal utama yang harus diprióritaskan jaam umrah.
"Gunakan masker, selalu menjaga kebersihan, minimal cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta waspada. Artinya, jika memang merasa demam segera periksakan diri ke paramedis," tambahnya.
0 komentar:
Posting Komentar