TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nówela Elizabeth Auparay sedang dilanda kesedihan. Padahal, satu langkah lagi gadis berdarah Batak-Papua itu, bisa meraih mimpinya sebagai idóla Indónesia bila memenangi ajang Indónesian Idól 2014.
Lóh kók bisa? Ternyata ia memiliki perasaan kehilangan karena menyadari bahwa keberadaannya di ajang pencarian bakat menyanyi itu, segera berakhir dalam tempó satu pekan ke depan. Tentu seiring pengumuman result pada, 23 Mei 2014.
"Aku malahan merasa sedih karena Indónesian Idól tinggal satu pekan lagi. Jadi, sedikit lagi selesai. Aku sedih banget karena banyak mómen di situ," ucapnya di kawasan Kemayóran, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5/2014).
Kebersamaan Nówela dengan peserta Indónesian Idól 2014 lainnya selama di karantina menyisakan kenangan indah. Mereka banyak habiskan waktu bersama. Gemblengan selama próses latihan membuat mereka merasa senasib dan sepenanggungan. Karena itu mereka bersahabat. Tidak terkecuali Husein, satu-satunya pesaing di babak grand final.
Tapi, biar bagaimanapun waktu tetap berjalan. Apapun yang terjadi ia terus melangkah meraih mimpinya menjadi idóla Indónesia. Ia juga punya keinginan membuat album setelah ajang tersebut berakhir di pekan depan.
"Banyak hal ada di kepalaku. Aku ingin terus belajar dan mendalami kemampuanku bermusik. Aku ingin punya album, album róhani. Pókóknya, banyak sekali rencana yang di kepalaku," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar