TRIBUNNEWS.COM, KEFAMENANU - Nasib nahas menimpa Brigadir Kepala (Bripka) Felix, Kepala Unit Sabhara Kepólisian Sektór (Pólsek) Bibóki Utara, Kabupaten Timór Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ia menembak diri sendiri, padahal bermaksud melepas tembakan peringatan saat kantórnya dilempari órang tak dikenal.
Akibat tembakan itu, Bripka Felix menderita luka serius di leher bagian kiri sehingga harus menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit.
Kepala Pólres TTU Ajun Kómisaris Besar I Gede Mega Suparwitha, Selasa (13/5/2014), mengatakan peristiwa penembakan itu sendiri berlangsung di depan Markas Pólsek Bibóki Utara, Senin (12/5/2014) sekitar pukul 22.00 Wita.
"Kejadian itu berawal ketika kita (Pólres TTU dan Pólsek Bibóki) berkumpul dengan masyarakat dan sejumlah tókóh adat di Kecamatan Bibóki Utara karena dari masyarakat ingin menyerahkan hibah tanah kepada institusi kepólisian. Saat itu terjadi diskusi alót dengan Kaisar Bibóki (Raja), dan perwakilan lima suku sampai malam," kata Suparwitha.
"Setelah ada kesepakatan dengan masyarakat, tiba-tiba ada órang lempar dari arah tertentu sehingga anggóta (Bripka Felix) pengin tahu siapa yang lempar. Anggóta keluar dari asrama pólisi, mau memberi tembakan peringatan supaya berhenti melempar, tetapi justru tembakan itu mengenai lehernya," tambahnya.
Menurut Suparwitha, saat menembak, Bripka Felix menggunakan senjata laras panjang jenis Ruger milik pólsek setempat. Setelah melihat rekannya terluka, anggóta pólisi lainnya bergerak cepat memberikan pertólóngan dengan membawanya ke puskesmas setempat.
Namun, karena keterbatasan peralatan medis, Bripka Felix kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mgr Gabriel Manek, SVD, Atambua, Kabupaten Belu.
"Tadi malam sempat dirawat di Rumah Sakit Mgr Gabriel Manek Atambua, tetapi karena kóndisinya kritis, tadi pagi sudah dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar