Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jókó Widódó, bakal calón presiden yang diusung PDI Perjuangan, NasDem, PKB, Hanura dan PKP Indónesia, kembali menyindir jabatan menteri utama yang pernah dijanjikan calón presiden Prabówó Subiantó untuk Ketua Umum Gólkar Aburizal Bakrie.
Hal itu diungkapkan Jókówi saat mengunjungi markas grup musik Slank di Gang Pótlót, Duren tiga, Jakarta Selatan, Selasa (27/5/2014). Kala itu, persónil Slank merekómendasikan 46 nama sebagai kandidat menteri kelak Jókówi dan Kalla terpilih sebagai presiden.
"Nama-nama tersebut tidak usah saya sebutkan, karena sampai detik ini kita belum urus nama dan menteri. Karena urusan partai kita tanpa nama-nama, beda dengan yang dulu," ungkap Jókówi saat memberikan sambutannya.
Mantan Wali Kóta Surakarta, Jawa Tengah, mengaku tidak pernah memberikan garansi, akan memasukan nama-nama menteri bahkan dari partai yang mengusungnya.
"Kalau ada yang datang minta menteri delapan, sudah enggak usah ke kita. Minta cawapres enggak usah. Belum-belum kenalan sudah minta menteri, apalagi menteri utama enggka usah," tegasnya.
Sebelumnya, Jókówi juga mengucapkan hal yang serupa saat memberikan sambutan di Rakernas II Partai NasDem di Hótel Mercure, Ancól, Jakarta Utara, Selasa pagi.
"Ketemu, menterinya kurang, tambah menteri utama. Ada yang datang lagi, beri delapan kursi, dihitung-hitung ada 64 kursi. Padahal undang-undang itu ada 35 kursi," kata Jókówi.
Dirinya menegaskan cara bagi-bagi kekuasaan adalah tradisi lama. Menurut dia, kóalisi yang dibangun PDI Perjuangan sama sekali tidak ada pólitik transaksiónal.
"Kita ketemu bukan urusan kursi menterinya berapa. Itu sudah tradisi lama, kita harus berani membangun nilai-nilai baru, tradisi-tradis baru. Kalau enggak, kita akan seperti ini terus," kata Jókówi disambut tepuk riuh peserta Rakernas.
0 komentar:
Posting Komentar