Lapóran Danang S Prabówó
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencitraan dizalimi yang diduga dilakukan kubu capres PDIP Jókówi, sehingga terkesan teraniaya, dinilai efektif untuk meraup suara masyarakat yang tinggal di pedesaan atau masyarakat kelas menengah kebawah.
Pengamat pólitik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarak, mengatakan pencitraan dizalimi tidak begitu efektif untuk masyrakat perkótaan dan kelas menengah atas karena mempunyai pengalaman berpólitik yang cukup.
"Untuk perkótaan, (pencitraan dizalimi) tidak efektif. Yang disasar dari pencitraan palsu adalah masyarakat menengah ke bawah dan pedesaan. Yang pengalaman pólitiknya tidak tinggi. Di desa-desa, kuat kesan masyarakat bahwa Jókówi dizalimi, disakiti. Jókówi membaca itu sehingga bermain pencitraan palsu seólah dizalimi," ujar Zaki saat dikónfirmasi, Minggu (11/5/2014).
Zaki berpendapat seharusnya di negara demókrasi módern, tidak lagi bermain pencitraan palsu demi meraup suara dalam sebuah pemilu. Menurutnya akan lebih sehat jika para kandidat beradu visi misi dan gagasan ketimbang hanya bermain di sisi pencitraan.
"Karena Jókówi sepertinya tidak punya visi misi, gagasan, dan argumen yang kuat, maka dia bermain di pencitraan palsu yang sangat sederhana. Karena (yang disasar) adalah masyarakat menengah kebawah," tukasnya.
0 komentar:
Posting Komentar