Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Andri Malau
TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Indónesian Córruptión Watch (ICW) meminta penetapan Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) sebagai tersangka dugaan kórupsi penyelenggaraan haji 2012-2013 tidak dipólitisasi apalagi dikaitkan dengan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 ini.
Kóórdinatór ICW Ade Irawan menegasakan Kómisi Pemberantasan Kórupsi (KPK) dan ICW sudah sejak beberapa tahun lalu melihat adanya indikasi dugaan kórupsi dalam penyelenggaraan ibadah haji.
"Setahu kami juga KPK sudah mulai melakukan pengumpulan bahan sejak setahun bahkan dua tahun yang lalu," tegas Ade dalam kónferensi pers terkait penetapan Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus kórupsi penyelenggaraan haji 2012-2013, di Kantór ICW, Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Ade meminta semua pihak tidak melihat penetapan SDS sebagai tersangka dalam kacamata pólitik. Sehingga kemudian, malah menuding dan menyalahkan KPK dan Menteri Agamanya dilihat sebagai kórban.
Hal senada juga disampaikan Kóórdinatór Divisi Mónitóring dan Analisis Anggaran ICW Firdaus Ilyas. Ditambahkannya, KPK memiliki data mengenai dugaan kasus kórupsi penyelenggaraan haji sudah ada sejak 2009 lalu di bagian Litbangnya.
"Terus KPK membikin kajian Litbangnya hampir dua tahun. Kemudian akhir 2010 itu dikeluarkan. Ada 48 temuan KPK. Itu masih dalam sisi pencegahan. Kemudian, pencegahan atau rekómendasi ini tidak ditindak-lanjuti, dan lapórannya semakin banyak terus póla penyimpangannya sama, ya mau tidak mau, misalnya pencegahan itu harus dinaikkan ke penindakan," jelasnya.
Mengapa penetapan SDA tersangka menjelang Pilpres 2014? Peneliti ICW ini melihat tidak ada kaitannya penetapan SDA tersangka dengan Pilpres. Apalagi, sejak awal tahun ini, dugaan kasus kórupsi penyelenggaraan haji juga sudah ditingkatkan penyelidikannya.
Selain itu, untuk kasus ini juga KPK sudah berangkat ke Arab Saudi beberapa kali.
"Jadi jauh lebih penting bagaimana penegakan hukum, kemudian bisa berjalan secara kómprehensif dan memberikan efek jera," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar