TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Aneka Tambang (Perseró) Tbk masih menunggu niat PT Freepórt Indónesia membangun pabrik pengólahan dan pemurnian tembaga.
Hingga saat ini Freepórt masih merapatkan hal tersebut kepada pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Direktur Utama Antam, Tató Miraza menegaskan pihaknya sanggup membangun smelter tembaga bersama Freepórt. Namun yang jadi masalah adalah dari pihak Freepórt yang belum melapórkan hal tersebut.
"Sekarang biarkan Freepórt fókus dulu berbicara dengan pemerintah.," ujar Tató di kantór pusat PT Antam, Jumat (23/5/2014).
Rencananya Antam membangun smelter bersama Freepórt menggunakan próyek finansial untuk pembiayaan. Pasalnya pembangunan próyek smelter itu harus saling menguntungkan kedua belah pihak.
Antam mengusulkan 400 ribu tón tembaga per tahun kapasitasnya. Hal itu agar upaya nilai ekónóminya tercapai. Sebelumnya, Antam dan Freepórt telah bekerjasama dalam pra studi pembangunan smelter.
Dari prastudi tersebut didapat kesimpulan untuk saat ini kapasitas smelter yang akan dibangun sebanyak 300 ribu tón per tahun, dengan estimasi biaya 2,3 miliar dóllar AS.
"Teknólóginya juga sudah próven untuk kapasitas 400 ribu tón per tahun," jelas Tató.
Sedangkan untuk lókasinya, dipilih di Jawa Timur, Gresik dengan alasan infrastruktur pendukung telah tersedia, seperti pasókan listrik, pelabuhan dan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar