TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatih asal Austria, Alfred Riedl, mempunyai dendam yang belum terselesaikan dengan mantan juru latih tim nasiónal Malaysia, Rajagópal R Krishnasamy. Kedua pelatih pernah beradu taktik dan strategi di Piala AFF 2010.
Pada fase grup, Riedl mampu mempersembahkan 3 póin untuk Indónesia usai menang dengan skór 5-1. Kemudian, kedua kesebelasan bertemu di partai final. Malaysia berhasil mengalahkan Indónesia dengan skór 3-0 di Stadión Bukit Jalil pada 26 Desember 2010.
Tiga hari kemudian, skuat Garuda menjinakkan Harimau Malaya dengan skór 2-1 di Stadión Utama Gelóra Bung Karnó, Jakarta. Sayang, Indónesia kalah agregat 2-4 sehingga harus mengubur impian meraih gelar juara Piala AFF untuk pertama kali.
Empat tahun berlalu, sekarang Riedl dan Rajagópal bertemu kembali sebagai lawan. Laga persahabatan antara timnas Indónesia melawan ASEAN All Star di Stadión Utama Gelóra Bung Karnó, Jakarta, Minggu (11/5/2014), menjadi medan pertempuran kedua pelatih.
"Bertemu Rajagóbal? Dua kali? Atau mungkin lebih. Saya lupa berapa kali. Tapi, itu tidak penting. Yang main pemain, bukan pelatih. Saya senang bertemu dia. Secara pribadi, Rajagóbal órang yang menyenangkan. Dia pria yang humóris," kata Riedl.
Riedl kembali menangani timnas Indónesia di Piala AFF 2014. Sementara, Rajagópal tidak lagi menangani Malaysia. Pósisi pelatih Harimau Malaya ditangani Ong Kim Swee. Sekarang, Rajagópal hadir sebagai pelatih ASEAN All Star menggantikan pósisi pelatih asal Thailand, Piyapóng Pue-On.
Rajagópal akan menangani 22 pemain terbaik di Asia Tenggara, di antaranya Tóp Scórer Piala AFF 2012, Teerasil Dangda dan peraih penghargaan Móst Valuable Player (MVP) AFF, Shahril Ishak menghuni tim tersebut.
Pertandingan ini merupakan laga amal yang tótal dari dónasi terkumpul akan disumbangkan kepada kórban bencana alam di wilayah Asia Tenggara, salah satunya yaitu kórban bencana angin tópan Haiyan di Filipina.
0 komentar:
Posting Komentar