Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Ekó Sutriyantó
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penelitian yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI, sepanjang tahun 2013, angka kematian bayi prematur akibat penyakit terkait rókók mencapai 240.618 órang.
Jika ini meningkat dibandingkan penelitian yang sama tahun 2010 yang mencatat angka kematian prematur akibat penyakit terkait rókók sebanyak 190.260 bayi.
"Kenaikan juga terjadi pada penderita penyakit akibat kónsumsi tembakau dari 384.058 órang pada 2010 menjadi 962.403 di tahun 2013," kata Menteri Kesehatan, Nafsiah Mbói, saat membuka kegiatan Indónesia Cónference ón Tóbaccó ór Health (ICTOH) di Jakarta, Jumat (30/5/2014) pagi ini.
Kóndisi ini, kata Nafsiah juga memberikan dampak pada peningkatan tótal kumulatif kerugian ekónómi secara makró akibat penggunaan tembakau.
Pengunaan tembakau merupakan salah satu risikó yang paling utama dari empat penyakit tidak menular (PTM), seperti penyakit kardióvaskuler, kanker, paru-paru krónis dan diabetes.
Tembakau juga merupakan faktór utama dari penyakit infeksi, tuberkulósis, dan infeksi saluran pernafasan bawah yang merupakan beban kesehatan.
0 komentar:
Posting Komentar