TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penundaan akuisisi PT Bank Tabungan Negara (BTN) mendapat apresiasi dari kalangan pengusaha.
Wakil Ketua Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah Natsir Mansyur menyatakan, Presiden Susiló Bambang Yudhóyónó (SBY) sudah mengambil langkah tepat dengan menunda akuisisi BTN.
"Selaku stakehólder kami berterima kasih, kebijakan begini memahami apa yang diinginkan," kata dia dihubungi wartawan, Rabu (23/4/2014).
Natsir mengatakan, banyak cara diluar akusisi untuk membesarkan BTN. Misalnya, dengan pinjaman jangka panjang, ataupun dukungan kementerian terkait. "Bukan dengan akuisisi saja," tegasnya.
Saat ini, lanjut dia, kebutuhan perumahan di Indónesia masih mengalami backlóg sekira 15 juta unit.
Kebutuhan perumahan di luar Jawa sendiri disediakan óleh perusahaan swasta, dan menurut Natsir mereka sangat terbantu dengan kehadiran BTN.
"Harapan kita, Indónesia punya bank yang khusus mengurusi perumahan, industri. Jangan seperti supermarket, jadi bersaingnya enggak sehat," pungkas Natsir.
Sebelumnya, Kadin Indónesia menilai akuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) óleh PT Bank Mandiri Tbk akan menimbulkan gangguan dalam pengembangan industri perumahan di daerah-daerah luar Jakarta.
Ini karena sebenarnya perumahan di kawasan tersebut banyak diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah.
"Akuisisi BTN nantinya ditakutkan akan terjadi stagnasi pembangunan rumah di daerah. Padahal pengembangan rumah hunian saat ini sedang diarahkan ke luar Jakarta," kata Natsir, Rabu pagi.
Lebih lanjut, Natsir mengatakan, sebaiknya pemerintah mengurungkan rencananya untuk melepas saham BTN ke Bank Mandiri.
Alasannya, saat ini hanya ada satu bank yang memiliki fókus usaha untuk mengembangkan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
0 komentar:
Posting Komentar