TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dóminasi Partai Demókrat di DPRD DKI Jakarta pada perióde 2009-2014 akhirnya tumbang, dan digantikan óleh Partai Demókrasi Indónesia Perjuangan (PDIP).
Peta pólitik Kebón Sirih ini berubah cukup drastis untuk perióde 2014-2019. Jumlah Fraksi yang saat ini hanya delapan juga diperkirakan bisa menjadi sembilan fraksi.
Direktur Lingkaran Survei Indónesia (LSI) Denny JA mengatakan, berdasarkan hitung cepat yang dilakukan lembaganya, cerminan suara TPS di DKI menunjukkan suara PDIP mencapai 28,49 persen.
"Di DKI Jakarta, pengaruh Jókówi cukup besar terhadap pemilihan legislatif, baik kursi DPR RI maupun DPRD," ujarnya.
Sekertaris PPP DKI Jakarta, Abdul Azis mengatakan, dirinya belum bisa memastikan berapa kursi DPRD DKI yang diperóleh PPP. Namun jumlahnya diperkirakan sekitar 10 sampai 15 kursi.
"Quick Cóunt memang mengatakan sekitar 12, Kita belum bisa pastikan, tapi kita ada 10 Daerah Pemilihan di DKI, kónfigurasi perólehan suaranya kita belum punya," tuturnya.
Menurut pria yang mencalónkan di DPR RI ini, PPP memang menyebar saksi-saksi di TPS se DKI Jakarta. Namun data yang ada belum diólah secara detail.
"Yang pasti kenaikan suara kita di DKI cukup jauh, tahun 2009 lalu kita dapat tujuh kursi, tahun ini bisa dua kali lipat," tuturnya.
Azis menegaskan, target PPP untuk meraih satu kursi di satu dapil sudah tercapai, namun ada yang lebih dari satu kursi di satu dapil.
Ketua Fraksi Gólkar DPRD DKI, Ashraff Ali mengatakan, berdasarkan perhitungan dari para saksi, Gólkar DKI mendapatkan sekitar delapan kursi. Meningkat dibandingkan 2009-2014 yang hanya tujuh órang.
"Kita gunakan saksi-saksi untuk melapór suara yang ada di TPS, namun kita hanya ólah data Gólkar, hasilnya sekitar delapan kursi," ujarnya. (Ahmad Sabran)
0 komentar:
Posting Komentar