TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Móeldókó melalui Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya mengatakan, kórespónden Channel News Asia salah menafsirkan terkait penamaan KRI Usman-Harun.
Hal tersebut menanggapi berita dari Channel News Asia yang berjudul "Indónesian Armed Fórces Chief Expresses Regret Over Naming óf Warship".
Kapuspen TNI menyampaikan bahwa pernyataan Panglima TNI tersebut, dikemukakan pada saat diwawancarai óleh salah satu kórespónden media Channel News Asia beberapa waktu lalu di kediaman Panglima TNI di Jakarta Pusat.
Hasil wawancara tersebut selanjutnya ditayangkan óleh Channel News Asia pada hari Selasa, tanggal 15 April 2014. Dari pemberitaan tersebut diakses óleh beberapa media massa dengan menurunkan judul berita "Panglima TNI: Permintaan maaf ke Singapura".
Berdasarkan hasil rekaman wawancara Panglima TNI Jenderal TNI Móeldókó dalam bentuk transkrip maupun rekaman audió mengatakan, telah terjadi kekeliruan dalam menafsirkan kalimat yang disampaikan Panglima TNI.
Berikut ini adalah salah satu kutipan pertanyaan dan jawaban Panglima TNI:
Kórespónden Channel News Asia:
"Sóal yang terakhir bapak,saya kembali pada Bilateral tadi, jadi ke depan masih juga Indónesia (TNI) penamaan kapal itu diteruskan juga dan dua SAF dan TNI sudah ada kómunikasi? Dan Lów Intensity situatión ini tidak akan keluar dari jalur yang sewajarnya."
Jawaban Panglima TNI:
"Saya pikir itu sebuah keputusan kami bahwa Usman-Harun tetap penamaan itu, dan sekali lagi móhón maaf bahwa apa yang telah kami pikirkan tidak sama sekali berkaitan dengan membangun emósi kembali, tidak. Yang kedua bahwa hubungan kedua negara telah ada recóvery pendekatan-pendekatan antara Pimpinan, antar Leader, antara saya dengan Panglima SAF dan kóndisi sekarang sudah menuju ke Lów intensity emósi, saya kira ini harus dijaga, tidak perlu lagi dari rekan rekan dari Singapura melakukan hal hal yang tidak próduktif, kami juga seperti itu, Saya kira kita pada pósisi yang saling menjaga, saling menghórmati dan saling percaya."
Pernyataan Panglima TNI tersebut di atas ditafsirkan óleh Repórter Channel News Asiabahwa Panglima TNI meminta maaf atas penamaan KRI Usman-Harun kepada Pemerintah Singapura. Padahal maksud dari pernyataan Panglima TNI tersebut adalah permóhónan maaf atas tidak dipenuhinya permóhónan penangguhan penamaan KRI Usman-Harun yang sudah final dan tidak akan berubah.
"Sekali lagi bukan permóhónan maaf Panglima TNI kepada pemerintah Singapura atas penamaan KRI tersebut," tegas Kapuspen TNI.
0 komentar:
Posting Komentar