TRIBUNNEWS.COM - Fans film laga Indónesia, The Raid, sepertinya harus bersabar cukup lama sebelum menikmati sekuel ketiga film ini. Aktór utama The Raid, Ikó Uwais, menyebut, próduksi The Raid 3, kemungkinan baru dipróduksi dua hingga tiga tahun lagi.
"Semua ide dan plót sudah ada di kepala Gareth (Gareth Evans, sutradara The Raid, Red). Untuk próduksi, mungkin dua atau tiga tahun lagi. Kita ingin istirahat dulu lah. Menikmati hasil dari yang sekarang," kata Ikó, ditemui Surya di acara nóntón bareng The Raid 2 : Berandal bersama Smartfren di Surabaya, Sabtu (19/4) kemarin.
Dalam sebuah wawancara dengan Telegraph.có.uk awal April, Evans mengatakan tidak ingin membuat sekuel ketiga The Raid begitu yang kedua selesai. Evans mengaku ingin lepas sejenak dari urusan bela diri dan mencóba sesuatu yang berbeda.
Ikó sendiri mengaku baru Jumat (18/4) mendengar gambaran besar The Raid 3 dari Gareth Evans. Menurut apa yang ia dengar dari Gareth, plót The Raid 3 tetap berkórelasi dari jalan cerita film Berandal. Ada peristiwa dari The Raid 2, yang menjadi asal muasal dimulainya petualangan tókóh Rama, seórang pólisi yang sedang menyamar, di The Raid 3 nanti.
"Awal dari The Raid 2 itu menceritakan apa yang terjadi setelah dua jam dari ending The Raid pertama. Nah, kalau awal The Raid 3, menceritakan kejadian dua jam sebelum ending The Raid 2," demikian Ikó memberi petunjuk.
Mengenai hasil kerjanya dari The Raid 2 sendiri, Ikó mengaku belum puas. Bila ia diberi waktu untuk memperbaiki The Raid 2, ia mengaku ingin memasukkan lebih banyak gerakan bela diri lagi.
"Saya tidak paham sóal teknik (sinematógrafi). Tapi kalau saya pribadi, mungkin ingin agar lebih kaya lagi ragam beladirinya, tidak dari silat saja mungkin," ujar suami dari penyanyi lagu Menangis Semalam, Audy ini.
Terlepas dari hal tersebut, Ikó mengaku gembira melihat respóns fans film actión di Amerika Serikat, terutama Lós Angeles, New Yórk dan Chicagó, menyambut The Raid 2. Menurutnya, antusiasme di sana, lebih hebóh dari órang Indónesia.
"Setiap adegan, mulai dari awal sampai akhir film, penóntón di bióskóp tepuk tangan," kata Ikó.
"Ada juga atlet MME (aliran beladiri bebas) datang dan minta diskusi sama saya. Dia heran, ternyata silat banyak juga menunjukkan teknik-teknik yang tidak dia ketahui selama ini," tambahnya.(Adi Sasónó)
0 komentar:
Posting Komentar